TATA LAKSANA VARISES
Kebanyakan
dari terapi varises atas indikasi kosmetik. Sedangkan indikasi medis, biasanya
berupa keluhan kaki berat atau sakit jika berdiri lama, perdarahan, perubahan
kulit hipotrofik, dan tromboflebitis superfisialis.
PERAWATAN
NON BEDAH
A.
Pencegahan
- Hindari
duduk atau berdiri lama, lebih baik berbaring atau berjalan kaki. Lebih
banyak pergerakan, jalan, turun naik tangga, senam, berenang dan semua
olah raga yang menggerakkan otot-otot tungkai secara teratur.
- Bila
terpaksa duduk atau berdiri lama, aktifkan pompa otot dengan cara
menggerakkan kaki ke atas dan bawah yang dilakukan sesering mungkin.
- Meninggikan
kaki 15 cm (sedikit lebih tinggi daripada jantung) saat berbaring.
- Hindari
kelebihan berat badan
- Pakai
kaos kaki kompresi medik secara konsekuen.
B.
Olah raga pada varises
Berenang
merupakan pilihan utama karena dilakukan dalam air yang tanpa efek gravitasi
dan semua gerakan dilakukan dengan lancar dan terus menerus. Yang harus
dipertimbangkan adalah lantai keras seperti tenis dan bulu tangkis. Karena
penghentian yang mendadak pada setiap langkah akan berakibat suatu gelombang
syok pada aliran darah, yang dapat memperburuk katup yang sudah inkompeten.
C. Perawatan dengan
suntik sklerotik
Skleroterapi
adalah perawatan alternatif pada sindrom kegagalan vena menahun yang
menghilangkan segala bentuk varises vena, dengan cara menyuntikkan zat
sklerotik ke dalam lumen vena, atau denagn cara merusak endotel vena secara
langsung seperti pemansan gelombang radio atau laser. Kekuatan batuan sklerotik
dabagi atas:
- Major
: iodine, sodium,
tetradecyl sufate
- Sedang
: sodium salycilate,
polidocanol
- Minor
: chromated glycerin
Sedangkan
menurut mekanisme kerjanya bahan-bahan ini dibagi atas:
- Bahan
detergen yang dapat merusak langsung endotel à
polydocanol, sodium tetradecyl sulfate, sodium morrhuate, ethanolamine oleate
- Bahan
osmotik yang dalam waktu 1-4 hari merusak sel endotel dengan cara
dehidrasià
hypertonic dextrose, saline solutions
- Bahan
kimia dengan merusak langsung substasi interselular à chromated
glyserin, polyiodide iodine
Terapi
sklerotik bersifat paliatif artinya perawatan ini tidak dapat menghentikan
pertumbuhan varises, karena itu paling sering diterapkan pada varises primer,
sedangkan untuk varises sekunder hanya dilakukan setelah penilaian fungsi vena
yang terkait. Indikasi untuk terapi sklerotik ini adalah:
- Mencegah
komplikasi yang disebabkan oleh varises
- Mengurangi
gejala yang ada
- Untuk
memperbaiki penampilan (kosmetik)
Tujuan
utamanya yaitu untuk menyingkirkan reflux dan atau varises vena. Mekanisme
skleroterapi adalah agar bahan sklerotik yang disuntikan akan merusak sel
endotel setempat secara permanen, kemudian terjadi obliterasi vena yang diikuti
oleh fibrosis. Posisi untuk mendapatkan kontak maksimal saat dilakukan
skleroterapi adalah posisi rebah dan ekstremitas ditinggikan karena vena relatif
akan kosong atau berkurang isinya.
Penyuntiksn
bahan skelrotik dianjurkan bila penderita tidak ingin dioperasi atau bila
varisesnya masih sedikit dan dengan diameter kurang dari 1 mm, hal ini
merupakan pilihan satu-satunya pada varises dengan alasan kosmetik.2
Setelah penyuntikan, dipasang kaus kaki atau pembalut elastik yang mengempa
kaki sampai ke lipat paha selama beberapa minggu. Penderita harus berjalan kaki
setiap hari sekurang-kurangnya satu jam. Ketika tidak berjalan, penderita harus
duduk dengan kaki ditinggikan. Jika insufisiensi katup safenofemoral,
safenopopliteal, atau katup perforans, terapi sklerosis tidak berguna karena
varises akan kambuh.1
D. Laser pada varises
Terapi
laser dengan long pulsed Nd. Indikasi penggunaan laser ini bila terlibat
perubahan warna kulit,atau bila skleroterapi tidak memberikan hasil yang
memuaskan, atau pada pasien yang tidak bersedia dilakukan suntikan. Biasanya
terapi laser tidak dikerjakan pada kehamilan, pasien dengan antikoagulan,
alergi, atau kemungkinan tumbuhnya keloid. Laser bekerja dengan merusak seluruh
lapisan dinding vena (endovenous ablation), maka kemungkinan tumbuh kolateral
baru adalah kecil sekali, dengan perkiraan terbentuknya varises baru sebesar 4%
pasca terapi laser. Keuntungan
lainnya adalah kosmetik yang memuaskan dan lebih hemat dalam pemakaian.
Komplikasi yang sering terjadi adalah pembengkakan, gatal, dan eritema.2
Pembedahan
Indikasi tindak bedah pada varises vena safena adalah
varises yang lanjut, banyaknya keluhan serta adanya ulkus varikosum. Pada
wanita biasanya masalah kosmetik. Cara pembedahan varises yaitu vena safena
magna ataupun pada ekstremitas yang terlibat diikat pada percabangannya denagn
vena femoralis dan dipotong, kemudian dengan memakai alat khusus dikeluarkan
beserta cabang-cabangnya yang menderita varises (total stripping). Pasca
operasi dapat terjadi bengkak, namun hal tersebut dapat dicegah dengan memakai
kaos kaki elastik untuk penekanan selama 2 bulan. Kontra indikasi tindak bedah
adalah usia lanjut atau keadaan umum buruk, berat badan berlebihan,
tromboflebitis aktif, tukak vena terinfeksi, kehamilan, sumbatan arteri menahun
pada tungkai bersangkutan dan tumor besar intraabdomen. Syarat yang harus
dipenuhi untuk melakukan tindakan operasi varises adalah sistem vena profunda
yang paten. Komplikasi tindak bedah pada varises adalah Perdarahan, infeksi,
edema tungkai, kerusakan saraf kulit (n.sefena dan n.ulnaris), limfokel, dan
trombosis vena dalam yang dapat berakibat fatal. Di Indonesia angka
keberhasilan operasi varises tungkai adalah 93,7% dengan angka ke kambuhan
sebesar 6,3%.2
PENYULIT
PADA VARISES VENA SAFENA
Terjadinya
koreng pada pasien dengan varises vena saphena magna ataupun parva bermula
dengan leukosit yang menempel pada dinding vena dan mengeluarkan protein yang
mengikat sitokin, yang dibuat oleh makrofag dan endotel (proses imunologik).
Selanjutnya leukosit keluar dari pembuluh darah dengan membuat lubang diendotel
yang diikuti oleh terbentuknya pigmentasi disekitar pergelangan kaki. (endapan
hemosiderin dalam lapisan kulit) yang kemudian berkembang menjadi dermatitis
serta flebitis yang berulang. Biasanya berlanjut dengan indurasi jaringan lemak
setempat akibat inflamasi (lipodermato sklerosis). Pada tekanan yang meninggi
di dalam pembuluh pasca kapiler akan menyebabkan eksudasi cairan dan
terbentuknya edema. Jaringan yang terganggu drainasenya ini mengakibatkan
iskemi yang disusul oleh aktivitas dan migrasi leukosit. Inflamasi ini pada
akhirnya akan menyebabkan terjadinya trombosis lokal dan kerusakan jaringan
(ulkus).
Lipodermatosklerosis
(perubahan kulit berupa pigmentasi dan indurasi jaringan lemak akibat reaksi
inflamasi yang diduga merupakan suatu preulcer) bisa ditemukan pada kegagalan
vena menahun (CVI). Lokasinya disekitar pergelangan kaki, sesuai dengan lokasi
tukak vena. Bila gangguan hemodinamik vena tepi terus berlangsung, akhirnya
akan terbentuk tukak vena disekitar pergelangan kaki (biasanya dibawah dan
dibelakang dari maleolus medialis) bebentuk lonjong, biasanya lebih dari satu,
pinggirnya landai, dasarnya rata, dan ditutup kropeng. Sekitar tukak, kulit
berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).
Koreng
(ulkus varikosum) ini sukar sembuh karena tekanan vena yang meninggi. Karena
itu bila kita mengadakan penekanan yang terkontrol, supaya tekanan vena perifer
berkurang, maka diharapkan koreng akan mengecil dan sembuh secara normal.
Tindakan yang definitif adalah melakukan operasi stripping VSM dan atau VSP,
kemudian mencari dan melakukan ligasi semua vena perforantes serta semua cabang
vena yang mengalir ke arah koreng tersebut. Emboli merupakan komplikasi varises
perifer yang paling jarang terjadi namun dapat menyebabkan kematian terutama
bila memasuki sirkulasi pulmonal.
Penanganan
tukak varises terdiri atas tindakan untuk menjamin aliran darah vena kembali
tanpa gangguan dan meniadakan bendungan vena maupun udem. Hal ini dapat dicapai
dengan pembalut elastik dari jari sampai lipat paha. Pembalut harus dipasangkan
sedemikian rupa sehingga tekanan dari ujung ekstremitas sampai lipat paha
berkurang. Pembalut ataupun kaus kaki khusus tersebut akan memaksakan aliran
vena ke atas, terlebih lagi jika penderita berjalan kaki. Pembalut atau kaus
kaki ini tidak boleh dibuka kecuali bila penderita berbaring tidur, dan harus
diganti sebelum daya elastisnya berkurang. Umumnya penderita kurang puas dengan
kaus kaki karena harus menggunakannya seumur hidup, panas, dan harus dipasang
dengan teliti serta diganti sebelum longgar.
Pada
insufisiensi vena safena magna dengan insufisiensi katup safenofemoral, maka
sebaiknya dilakukan ligasi tinggi vena safena magna. Semua cabang kecil harus
diikat dengan seksama karena cabang ini merupakan sumber kekambuhan.
Selain
ligasi tinggi ini, biasanya vena safena magna dan parva dikeluarkan seluruhnya
dengan bantuan alat kawat yang dimasukan di vena safena magna setinggi maleolus
medialis di pergelangan kaki sampai keluar di setinggi lipat paha sehingga
dapat di cabut sekaligus dari atas ke bawah.
0 komentar:
Post a Comment