Oxyuris Vermicularis ,cacing kremi


Insiden cacing Enterobius vermicularis tinggi di negara-negara barat terutama di USA yang mencapai 35-41%. Pada daerah tropis insiden lebih sedikit oleh karena cukupnya sinar matahari, udara panas, kebiasaan ke WC dimana sehabis defekasi dicuci dengan air tidak dengan kertas toilet. Akibat dari hal tersebut pertumbuhan telur menjadi terhambat sehingga dapat dikatakan penyakit ini tidak berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi tetapi lebih dipengaruhi oleh iklim dan kebiasaan hidup.


Penularan cacing ini tidak merata pada lapisan masyarakat melainkan menyebar pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang sama. Enterobiasis sering menyerang anak-anak usia 5-14 tahun. Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan telur. 

Morfologi & Daur Hidup

Cacing betina berukuran 8-13 x 0.4 mm. Pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing betina berbentuk gravid yang melebar dan penuh dengan telur. Cacing jantan berukuran 2-5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda tanya. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir telur. Telur berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Dinding telur bening dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang.
Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus besar dan di usus halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus.Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif. E.vermicularis dan tidak diperlukan hospes perantara. Cacing dewasa betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah perianal dan perinium. Migrasi ini disebut Nocturnal migration. Telur-telur jarang dikeluarkan di usus sehingga jarang ditemukan di dalam tinja. Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus,kemudian telur melekat di daerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26 ÂșC dalam waktu 6 jam. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan.
Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar. Bila telur matang yang tertelan,telur menetas di duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum. Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri. Bila tidak adareinfeksi,tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir. 

Patofisiologi
Enterobiasis sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatis). Cacing betina gravid, sering mengembara dan bersarang di vagina serta tuba fallopi. Cacing ini di tuba fallopi dapat menyebabkan salphyngitis. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama pada wanita usia subur, sebab dapat menyebabkan kemandulan, akibat buntunya saluran tuba. Cacing juga sering ditemukan di appendix. Hal ini bisa menyebabkan apendisitis, meskipun jarang di temukan.
Gejala klinis yang menonjol disebabkan iritasi di sekitar anus,perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah anus dan vagina sehingga menyebabkan pruritus local. Oleh karena cacing bermigrasi ke daerah anus dan menyebabkan pruritis ani, maka penderita menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk disekitar anus. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Kadang-kadang cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esophagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan didaerah tersebut. 
Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :
1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasikembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa

Manifestasi Klinis
• Rasa gatal hebat di sekitar anus, kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi (akibat penggarukan). Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing masuk ke dalam vagina
• Rewel (karena rasa gatal).
• Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina bergerak ke daerah anus dan meletakkan telurnya disana).
• Napsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang, tetapi dapat terjadi pada infeksi berat) 

Diagnosis
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau telur dari cacing E. vermiculsris. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Cacing dewasa
Cacing dewasa dapat ditemukan dalam feses, dicuci dalam larutan NaCl agak panas, kemudian dikocok sehingga menjadi lemas, selanjutnya diperiksa dalam keadaan segar atau dimatikan dengan larutan fiksasi untuk mengawetkan. 
b. Telur cacing
Telur E. vermicularis jarang ditemukan didalam feses, hanya 5% yang positif pada orang-orang yang menderita infeksi ini. Telur cacing E. vermicularis lebih mudah ditemukan dengan teknik pemeriksaan khusus, yaitu dengan menghapus daerah sekitar anus dengan “Scotch adhesive tape swab”. 

Tata Laksana & Pencegahan
Penatalakasanaan
• pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
• mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
• albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian

Pencegahan
• Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
• Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
• Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
• Membersihkan jamban setiap hari
• Menghindari penggarukan daerah anus karena mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya

0 komentar:

Post a Comment