SINTESIS GARAM ,ASAM EMPEDU & PIGMEN EMPEDU


Sintesis Asam/Garam Empedu
Asam empedu primer disintesis dari kolesterol. Asam empedu primer ini adalah asam kolat (jumlah terbesar) dan asam kenodeoksikolat yang keduanya dibentuk dari prekursor kolesterol itu sendiri. Reaksi 7α-hidroksilasi pada kolesterol merupakan tahap pertama yang wajib pada biosintesis asam empedu. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim 7α-hidroksilase, yaitu suatu enzim mikrosomal. Reaksi 7α-hidroksilasi ini memerlukan oksigen, NADPH serta sitokrom P450. Lintasan biosintesis asam empedu akan membagi menjadi satu sublintasan yang menghasilkan kolil KoA yang ditandai dengan gugus ekstra α-OH pada posisi 12, dan lintasan lain yang menghasilkan kenodeoksikolil KoA. Di luar perbedaan ini, kedua lintasan melibatkan reaksi hidroksilasi dan pemendekan rantai samping yang serupa, untuk memberikan struktur asam empedu yang khas. Asam empedu primer ini memasuki getah empedu sebagai konjugat glisin atau taurin. Konjugasi berlangsung di peroksisom. Mengingat getah empedu mengandung kalium dan natrium yang tinggi dan pHnya basa, maka diasumsikan asam empedu dan konjugatnya sebenarnya berbentuk garam – karena itu getah empedu disebut garam empedu. 
Sebagian asam empedu primer di dalam usus mengalami beberapa perubahan lebih lanjut oleh aktivitas bakteri usus. Perubahan ini mencakup reaksi dekonjugasi dan 7α-dehidroksilasi, yang menghasilkan asam empedu sekunder, yaitu asam deoksikolat dari asam kolat, dan asam litokolat dari asam kenodeoksikolat. Kurang dari 5% garam empedu dibuang bersama feses yang merupakan jalur utama ekskresi kolesterol dan sisanya masuk ke siklus enterohepatik melalui absorpsi kembali di ileum. 

Katabolisme Heme/Sintesis Pigmen Empedu
Katabolisme heme dari semua protein heme dilaksanakan dalam fraksi mikrosom sel retikuloendotel oleh sebuah enzim yang kompleks yang dinamakan heme oksigenase. Pada saat heme dari protein heme mencapai sistem heme oksigenase, zat besi biasanya sudah teroksidasi menjadi bentuk feri yang merupakan hemin. Hemin direduksi oleh NADPH dan oksigen ditambahkan pada jembatan α-metenil pada pirol I dan II porfirin. Besi fero teroksidasi sekali lagi menjadi feri. Dengan penambahan oksigen lebih lanjut, ion feri dilepaskan, kemudian karbon monoksida dihasilkan, dan biliverdin IX-α dengan jumlah ekuimolar terbentuk dari pemecahan cincin tetrapirol. Suatu enzim larut, biliverdin reduktase, mereduksi jembatan metenil antara pirol III dan IV menjadi gugus metilen untuk menghasilkan bilirubin IX-α, yaitu suatu pigmen berwarna kuning.

0 komentar:

Post a Comment