Nutrisi untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung


Seperti yang kita ketahui bersama, nutrisi terdiri dari makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri atas, karbohidrat (glukosa), lipid (asam lemak), dan protein. karbohidrat dan lemak digunakan sebagai sumber energi, sementara protein digunakan struktur sel, regenerasi sel dan enzim
Adapun Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral. Thiamin, riboflavin dan niacin digunakan sebagai koenzim dalam metabolisme energi sedangkan vitamin B6 digunakan untuk metabolisme asam amino. Mineral dalam tubuh kita terdiri dari berbagai ion. Na, K, dan Ca digunakan untuk kontraksi otot jantung sementara Mg, Mn, Fe, dan Cu untuk metabolisme energi
Hubungan faktor nutrisi dan terjadinya penyakit jantung koroner bergantung pada jumlah nutrisi yang mempengaruhi kadar lipid serum 


Asam lemak dan kolesterol
Asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Kolesterol sendiri terdari kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). Hal ini berarti tidak semua makanan berlemak membahayakan tubuh, karena tubuh juga memerlukan lemak. Yang harus dilakukan adalah memilih makanan berlemak yang tidak membahayakan tubuh dan berefek menyehatkan. 

Makanan lemak yang dianjurkan adalah yang banyak mengandung MUFA (asam oleat) dan PUFA karena dapat menurunkan kadar TC, LDL dan trigliserida.

Contoh makanan yang mengandung MUFA adalah olive oil (dari zaitun) dan minyak jagung tidak digoreng, karena bila digoreng ikatan gandanya akan lepas sehingga menjadi lemak jenuh yang membahayakan. Semakin lama dipanaskan dan semakin tinggi suhunya maka akan semakin jenuh dan berbahaya bagi tubuh. Minyak kelapa memiliki kandungan MUFA tertinggi. Sedangkan sumber PUFA adalah nabati dan plankton (banyak ditemukan pada minyak ikan).


Diet yang menyebabkan aterosklerosis adalah tipe diet yang ↑ lemak jenuh, ↑ kolesterol, ↓ asam lemak tak jenuh ↑ kolesterol serum. Diet tipe ini akan menyebabkan terbentuknya plak ateroma sehingga terjadi penyempitan arteri koroner kemudian terbentuk infark miokard.


Beberapa studi prospektif menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi ikan dapat menurunkan kematian karena Penyakit Jantung. Walaupun belum menjadi rekomendasi utama untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

Serat 
Serat terdapat dua jenis yakni serat larut dan tidak larut. Konsumsi serat larut dengan ukuran 0.5-2% per gram konsumsi serat dapat menurunkan kadar kolesterol total serum. Terdapat studi yang menunjukkan intake serat dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Rekomendasi : 10-13 gr serat/ 1000 kkalori dengan 25% serat larut.
Protein kedelai
38 studi meta analisis menunjukkan bahwa penggantian protein hewani dengan protein kedelai tanpa mengubah konsumsi lemak jenuh atau kolesterol dapat menurunkan 10-12% kadar kolesterol total serum dan kadar LDL tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap HDL. Mengkonsumsi 25 gr protein kedelai/ hari dapat menurunkan kadar kolesterol total serum 9 mg/dL.
Seperti yang kita ketahui protein dapat bersumber dari nabati dan hewani. Apakah perbedaan diantara keduanya? perlu diketahui protein yang berasal dari hewani memiliki jenis asam amino yang lebih beraneka ragam dibandingkan protein nabati. Namun, hal ini tidak menunjukan bahwa memakan protein hewani saja sudah mencukupi jenis asam amino yang dibutuhkan sebab ada asam amino yang hanya terdapat di protein nabati.
Homosistein, Asam folat dan Vitamin B 6 dan B 12
Level homosistein yang tinggi dapat memberikan efek yang kurang baik bagi sel endotel dan memproduksi bekuan abnormal yang meningkatkan resiko Penyakit Jantung Koroner. Homosistein sendiri merupakan senyawa antara metabolisme asam amino metionin. Homosistein merupakan salah satu faktor resiko kondisional dari Penyakit jantung koroner. Agar homosistein tidak menumpuk kita memerlukan asam folat, vitamin B6 dan B12 untuk membantu metabolismenya. Jadi dengan zat-zat ini, homosistein bisa langsung diubah.
Sumber Vitamin B12 hanya bersumber dari hewani sehingga vegetarian meminum suplemen sebagai sumber vit B12. Asam folat memiliki pengaruh yang paling poten terhadap kadar homosistein. Sejumlah 0.4-1 mg asam folat apalagi bila ditambah dengan vitamin B6 dan B12 dapat menurunkan kadar homosistein serum.
Anti oksidan
vitamin C,E, dan β karoten dapat menurunkan LDL teroksidasi. LDL teroksidasi merupakan zat yang dapat meningkatakan proses aterogenesis. Vitamin anti oksidan seperti Vitamin E, β karoten, dan vitamin C dapat menunda dan menurunkan oksidasi LDL. Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa suplementasi antioksidan tidak direkomendasikan untuk mencegah CHD
Plant stanol dan sterol
Tanaman stanol dan sterol dapat menghambat dan menurunkan absorbsi kolesterol. Adult Treatment Recommendation (ATP) merekomendasikan: 2-3 gr/hari untuk menurunkan kadar LDL. Sumber makanannya antara lain soybean oil, susu atau yogurt
Kesimpulannya
Hal-hal yang dapat meningkatkan LDL adalah asam lemak jenuh dan trans, konsumsi alcohol dan kelebihan berat badan sedangkan Hal-hal yang dapat menurunkan LDL adalah PUFA, viscous fibre, plant stanols dan sterol, penurunan berat badan, dan protein kedelai
Hubungan faktor nutrisi dan hipertensi

Sodium Klorida
Studi intervensional maupun studi observasional menunjukkan bukti adanya hubungan konsumsi NaCl dan tekanan darah. Dari dua studi meta analisis: menurunnya tekanan darah karena pembatasan konsumsi NaCl lebih terlihat pada orang yang hipertensif daripada orang yang normotensif. NaCl dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara meretensi cairan sehingga meningkatkan volume plasma sehingga meningkatkan stroke volume kemudian meningkatkan cardiac output dan terakhir menyebabkan peningkatan tekanan atrial. Selain itu NaCl juga meningkatkan reaktivitas vascular terhadap norepinefrin
Kalium
Di masyarakat dengan intake Kalium yang tinggi prevalensi hipertensi menjadi lebih rendah, tetapi tidak semua survey menunjukkan hal yang sama terhadap hubungan kalium dan tekanan darah. Mekanisme yang dapat menunjukkan hubungan kalium dan penurunan tekanan darah adalah efek natriuretik dari kalium dan vasodilatasi langsung terhadap pembuluh darah
Kalsium
Walaupun lemah, tetapi secara statistik kalsium terbukti menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Kalsium dapat menurunkan tekanan darah melalui efek natriuretik dari kalsium, penurunan influx Ca pada sel otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi langsung
Magnesium
Bukti menunjukkan hubungan intake magnesium yang rendah dengan kenaikan tekanan darah. Bukti terbaru (2002) menunjukkan bahwa suplementasi Mg dapat menurunkan tekanan darah yang dose-dependent. Hubungan magnesium dan penurunan tekanan darah adalah magnesium dapat menurunkan tonus vascular dan kontraktilitas pembuluh darah.
Alkohol
5-7% hipertensi salah satunya disebabkan konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas/ hari. Mekanismenya belum diketahui. Diperkiran alcohol meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik dan menstimulasi sekresi kortisol
Lipid
Bukti epidemiologi mengenai pengaruh lipid terhadapt penyakit kardiovaskular sangat terbatas. Makanan tinggi asam lemak omega 3 berasosiasi dengan tekanan darah yang rendah. Intake minyak ikan yang tinggi dapat menurunkan tekanan darah.
Obesitas
Mekanisme hubungan obesitas dan hipertensi: obesitas menyebabkan hipervolemi sehingga meningkatkan  cardiac output, selain itu juga berhubungan dengan resistensi insulin.
Rekomendasi untuk mencegah dan mengobati hipertensi:
Modifikasi gaya hidup:
• Menurunkan berat badan
• Pemilihan makanan
• Pembatasan konsumsi sodium
• Latihan fisik
• Konsumsi alcohol moderat
Pada pasien gagal jantung hal yang harus diperhatikan adalah  :
  • Asupan kalium harus cukup, hal ini disebabkan beberapa diuretic meningkatkan pengeluaran K maka intake K pengganti harus cukup. Contoh: alpukat, pisang, melon,papaya, kentang, bayam, dan tomat
  • Alkohol dan kafein : DILARANG
  • Karena penyakit gagal jantung kongestif rentan terhadap osteoporosis maka konsumsi kalsium dan vitamin D harus tinggi.
  • Penderita gagal jantung harus memperhatikan hal-hal berikut ini:  Tidak mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti buncis, bawang, kol. 
  • Small frequent feeding, karena makan banyak tapi jarang dapat menyebabkan distensi abdomen dan peningkatan konsumsi oksigen Makan makanan yang teksturnya halus

0 komentar:

Post a Comment