HYMENOLEPIS NANA
H.nana
adalah cestoda yang tersebar di seluruh dunia baik di daerah beriklim tropis maupun sedang. Infeksi
dari H.nana ditemukan banyak terdapat
pada orang-orang dengan sanitasi yang buruk dan padat. Infeksi cestoda ini sering
terjadi pada anak-anak.
Morfologi & Daur Hidup
Morfologi & Daur Hidup
H.nana berbentuk seperti
benang dengan ukuran 15-40 mm x 0,5-1 mm dan jumlah proglotid mencapai yang 200. H.nana memiliki skoleks dan rostellum pendek yang retraktil. Bagian lehernya panjang dan ramping. H.nana
memiliki 3 testis yang berada pada bagian posterior dari setiap proglotid. Segmen gravid H. nana mengandung 80 - 180 butir telur.
Telur berbentuk bulat atau oval dengan diameter 30-45 mikron. Dinding telur
terdiri dari 2 lapis yaitu membran luar dan dalam. Telur-telur dikeluarkan
bersama tinja dengan cara disintegrasi pelan-pelan dari segmen gravid.
H. nana merupakan satu-satunya cacing pita manusia
yang
tidak membutuhkan hospes perantara. Segmen gravid biasanya pecah di kolon
sehingga telur dapat dengan mudah ditemukan di feses. Telur H. nana
segera menjadi infektif ketika dikeluarkan bersama tinja dan tidak dapat bertahan lebih dari 10 hari
pada lingkungan luar. Ketika telur infektif tersebut ditelan oleh orang lain,
onkosfer yang terkandung di dalam telur dilepaskan di usus kecil kemudian
mempenetrasi vilus dan berkembang menjadi larva sistiserkosis. Setelah villus ruptur,
sistiserkosis kembali ke lumen usus, lalu mengeluarkan skoleks mereka, kemudian menempel ke mukosa
usus dan berkembang
menjadi dewasa lalu tinggal
di ileus.
Autoinfeksi adalah dapat terjadi pada infeksi H.nana, dimana
telur mampu mengeluarkan embrio hexacanth
mereka yang
kemudian menembus villus dan meneruskan siklus infektif tanpa melalui lingkungan luar. Hal ini menyebabkan cacing dapat memperbanyak diri dalam
tubuh hospes. Masa hidup cacing dewasa adalah 4-6 minggu, tetapi autoinfeksi internal memungkinkan infeksi
bertahan selama bertahun-tahun. Cacing di dalam usus
terdapat dalam jumlah 1.000 sampai 8.000 ekor. Jangka waktu hidupnya hanya 2
minggu.
Patogenesis
Cara penularan H.nana dapat melalui fecal-oral. Sedikit atau nyaris
tidak ada kejadian patologis dari perkembangan sistiserkosis di vili, namun
bila jumlah cacing telah mencapai lebih dari 2000 dapat menyebabkan enteritis
yang diduga akibat toksemia sistemik yang merupakan produk sisa H.nana. Produk sisa ini dapat
menyebabkan respons alergi.
Eosinofilia hingga 15% dapat ditemukan pada 7% penderita yang terinfeksi. Selain itu, pada
infeksi berat dapat terjadi erosif karena oleh skoleks yang dimiliki H.nana.
Manifestasi Klinis & Diagnosis
H.nana sering
bersifat asimtomatik, namun pada infeksi yang berat dapat terjadi gangguan
pencernaan seperti nyeri abdomen, diare, muntah, pusing, dan anoreksia. Diagnosis dilakukan dengan menemukan telur H. nana pada sediaan tinja.
Prazikuantel
(dosis tunggal 25mg/kgBB) atau niklosamid adalah obat yang sering digunakan
untuk infeksi H. nana. Niklosamid
dapat diberikan pada dosis 60-80 mg/kgBB selama 5 hari dan dapat diulang 10
hari kemudian. Bila masih ditemukan H.nana setelah masa pengobatan berakhir, dapat diberikan tambahan
seperti peningkatan dosis atau pemberian antiparasit dalam waktu yang lebih
lama.
0 komentar:
Post a Comment