KATARAK
Katarak adalah suatu kekeruhan yang terjadi pada lensa mata sehingga
terjadi penurunan kualitas penglihatan. Istilah katarak berasal dari
kata Yunani cataractos, yang berarti air mengalir dengan cepat. Saat air
mengalir dengan cepat (turbulensi), saat itu air dapat berubah dari
jernih menjadi keruh atau berawan. Katarak pada umumnya menyerang kedua
mata, namun salah satu mata dapat mengalami percepatan dibanding yang
lainnya.1 Katarak merupakan penyebab utama (52%) kebutaan. Beberapa
gejala umum katarak adalah pandangan yang kabur dan tidak dapat
dikoreksi dengan lensa, warna-warna tampak kusam, kesulitan melihat di
tempat terang, dan kesulitan membaca atau mengemudi di malam hari.
Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat disebabkan oleh hal lain seperti:2,3
1. Genetik atau katarak kongenital.
2. Trauma (Katarak Traumatik) disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
3. Penyakit Sekunder disebabkan seperti: penyakit/gangguan metabolisme, peradangan pada mata atau diabetes melitus.
4. Paparan sinar radiasi.
5. Penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
Patogenesis Katarak
Patogenesis katarak belum diketahui dengan pasti. Yang jelas, di lensa
yang mengalami katarak terdapat agregasi protein sehingga menghalangi
masuknya cahaya ke media optik mata. Perubahan protein juga dapat
menghasilkan kesalahan warna menjadi kuning ataupun coklat. Selain itu,
ditemukan adanya vesikel di antara serat-serat lensa atau pembesaran dan
perpindahan sel-sel epitel lensa. Terdapat beberapa faktor yang
berkontribusi dalam pembentukan agregasi ini, yaitu kerusakan oleh
radikal bebas, sinar ultraviolet, dan juga malnutrisi. Reaksi-reaksi ini
tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula, hanya dapat dicegah misalnya
dengan karotenoid/lutein sebagai antioksidan untuk melawan radikal
bebas.
Berdasarkan keparahannya, katarak dibagi menjadi:
• Katarak matur: seluruh bagian lensa menjadi opak
• Katarak imatur: protein yang teragregasi transparan. Jika lensa ini dimasuki/terkena air, penglihatan akan menjadi intumesen.
• Katarak hipermatur: sel-sel korteks lensa mencair. Sel yang mencair
ini dapat keluar dari kapsul yang intak sehingga lensa mengkerut.
• Katarak Morgagni: nukleus lensa pada katarak hipermatur terapung-apung di dalam kapsul lensa.
Pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap pasien curiga katarak dilakukan dengan beberapa
tahap. Permulaannya, sebagai pemeriksaan primer, dilakukan uji ketajaman
penglihatan (visus) dengan kartu Snellen. Pada pasien katarak, visusnya
menurun karena yang dilihatnya menjadi kabur. Kemudian, dapat dilakukan
oftalmoskopi dan juga pemeriksaan dengan slitlamp.
Pemeriksaan slit lamp adalah pemeriksaan untuk melihat struktur tiga
dimensi mata. Lensa-lensa tertentu bahkan dapat membantu melihat retina
dan nervus optikus. Pada pemeriksaan ini, pasien tidak boleh menggunakan
kacamata ataupun lensa kontak. Suatu cairan dilatator dapat digunakan
untuk memperbesar pupil, tetapi tidak boleh digunakan untuk pasien
glaukoma atau alergi cairan yang dimaksud. Namun, cairan dilatator ini
dapat mengakibatkan mual, muntah, mulut kering, flushing, dan dizziness,
reaksi alergi, serta peningkatan tekanan intraokular. Dengan
pemeriksaan ini, dapat ditemukan katarak, perubahan seperti ulkus di
kornea, benda asing, infeksi, dan perdarahan.
Katarak infantil4,5
Katarak infantil dibagi menjadi katarak kongenital dan katarak yang
didapat. Katarak kongenital terjadi pada 1,2-6 individu dari 10.000
individu di Amerika Serikat. Di dunia, insidensinya tidak diketahui.
Katarak kongenital didiagnosis setelah lahir.
Etiologi
Penyebab katarak kongenital adalah:
1. Genetik (mutasi spontan). Sebanyak 23% katarak kongenital adalah
familial. Oleh karena itu, semua keluarga dekat harus diperiksa akan
kemungkinan katarak.
2. Penyakit infeksi dan metabolik. Infeksi yang sering mengakibatkan
katarak termasuk rubella, rubeola, cacar air, CMV, HSV, HZV,
poliomielitis, influenza, virus Epstein-Barr, sifilis, dan juga
toxoplasmosis.
3. Idiopatik
Manifestasi klinis dan terapinya
1. Katarak Kongenital. Opasifikasi dapat terjadi pada seluruh atau
sebagian lensa. Opasifikasi parsial di luar bagian aksis mata (di bagian
perifer lensa) tidak akan menghalangi masuknya cahaya. Katarak
kongenital dapat menimbulkan penurunan fungsi penglihatan sehingga harus
dideteksi sedini mungkin. Katarak yang luas dan padat dapat menimbulkan
leukoria (pupil yang putih), hal ini dapat dilihat oleh orang-orang di
sekitarnya. Katarak infantil unilateral yang diameternya lebih dari 2 mm
akan mengakibatkan ambliopia permanen jika tidak ditatalaksana sampai
usia 2 bulan. Ambliopia adalah mata malas, yaitu ketidakmampuan satu
mata untuk melihat secara detail. Katarak kongenital dapat statis maupun
progresif. Pemeriksaan dengan slitlamp dapat menemukan dilatasi pupil
dan leukoria. Pemeriksaan fundus terdilatasi direkomendasikan sebagai
bagian dari pemeriksaan mata baik untuk kasus unilateral maupun
bilateral.
2. Katarak didapat. Katarak didapat tidak sedarurat katarak kongenital
karena pada onset, anak tersebut telah tumbuh lebih tua dan memiliki
sistem penglihatan yang lebih matang. Terapinya dilakukan dengan
operasi.
Diagnosis banding
Diagnosis banding bagi katarak kongenital adalah retinoblastoma.
Katarak senilis5,6
Katarak degeneratif merupakan jenis katarak yang terbanyak. Katarak
degeneratif juga merupakan penyebab terbesar untuk kebutaan. Prevalensi
pada usia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%, sedangkan pada usia lebih
dari 75 tahun adalah sebanyak 70%. Katarak ini lebih sering terjadi pada
wanita.
Faktor – Faktor yang Berhubungan
Penyakit Sistemik
Katarak senilis sering diasosiasikan dengan penyakit sistemik seperti:
cholelithiasis, allergy, pneumonia, coronary disease and heart
insufficiency, hipotensi, hipertensi, retardasi mental, dan
diabetes.Hipertensi sistemik sangat berkaitan dengan terjadinya katarak
posterior subkapsular sedangkan pada studi lainnya ditemukan
hipertriglyceridemia, hiperglisemia, dan obesitas terkait dengan
pembentukan katarak posterior subcapsular pada usia muda. Patofisiologi
dari hipertensi dan glaukoma pada katarak senilis adalah dengan
menginduksi perubahan konformasi struktur protein pada kapsul lensa yang
menyebabkan gangguan pada transport membran dan permeabilitas dari
ion-ion sehingga terjadi peningkatan intrakranial yang berujung pada
pembentukan katarak.
Paparan Sinar Matahari
Salah satu hipotesis yang mengaitkan antara paparan UV dan katarak
sneilis adalah terjadinya kerusakan lensa akibat pengaruh suhu. Hal ini
didukung oleh suatu studi, pendudukan pada daerah dengan paparan UV yang
tinggi cenderung terkena katarak senilis di usia yang lebih awal
dibanding dnegan penduduk yang tinggal di daerah dnegan paparan UV yang
rendah.
Faktor lainnya seperti peningkatan usia, miopia, dan perempuan.
Patofisiologi
Patofisiologi dari katarak senils masih belum dimengerti dengan baik
sebab hal ini bersifat multifactorial yang berkaitan dengan interaksi
kompleks diantara berbagai proses fisiologi. Pada proses fisiologi
fiber-fiber lensa baru yang tumbuh dari perifer akan memadat di tengah
sehingga membentuk nukleus lensa. Lama-kelamaan, nukleus lensa ini akan
semakin padat dan pada orang yang sudah tua, pemadatan ini dapat menjadi
sklerosis dan mengakibatkan katarak degeneratif. Penyebab kekeruhan
lainnya, seiring dengan usia lensa, terjadi reduksi air, dan kemungkinan
metabolit dari molekul-molekul ringan larut air dapat masuk ke sel
lensa, lewat epitelium dan korteks, diikuti dengan menurunnya transpor
air, nutrisi dan anti oksidan.
Katarak senilis dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe utama :
1. Katarak Nuklear adalah hasil dari skeloris yang berlebihan dan
menguning, yang berakibat terbentuknya formasi opak di lentikuler
sentral. Pada beberapa contoh nukleus dapat terlihat sangat coklat dan
opak yang disebut brunescent nuclear cataract
2. Katarak kortikal terjadi pada bagian korteks lensa (bagian selain
nukleus lensa). Katarak Kortikal disebabkan oleh perubahan komposisi
ionik dari korteks lensa mata dan perubahan hidrasi pada lensa
lensa-lensa fiber. Perubahan hidrasi pada fiber lensa mengakibatkan
adanya retakan pada lensa. Retakan ini menimbulkan pola radial.
3. Katarak Subkapsular terjadi pembentukan granul dan plak opak pada
korteks lensa dekat kapsul posterior. Manifestasi utamanya adalah
penurunan kemampuan melihat pada keadaan terang. Selain itu, terjadi
glare, myopic shift, dan diplopia monokular.
Stadium katarak ditentukan oleh visusnya. Jika visusnya kurang dari
20/200, katarak yang terjadi adalah katarak matur. Jika visusnya lebih
baik dari 20/200, katarak yang terjadi adalah katarak imatur. Jika
visusnya adalah 20/200, katarak yang terjadi adalah katarak insipien.
Katarak traumatik8
Pada katarak jenis ini, terdapat trauma pada mata sampai ke lensanya.
Trauma ini dapat berupa trauma tajam maupun tumpul. Salah satu yang
terbanyak mengakibatkan katarak traumatik adalah kembang api. Biasanya,
katarak traumatik disebabkan oleh trauma yang terjadi pada tempat kerja.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah memakai googles pada saat
bekerja. Trauma pada lensa akan mengakibatkan masuknya vitreus dan
aqueus humor ke dalam lensa.
Katarak terinduksi obat5,7
Obat-obatan yang dapat menginduksi katarak adalah kortikosteroid jangka
panjang (terbanyak), fenotiazin, amiodaron, dan fosfolin iodida.
Penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, seperti obat-obat
golongan statin dan squalene synthase inhibitor dapat meningkatkan
risiko terjadinya kekeruhan lensa mata (katarak). Squalene merupakan
enzim yang terdapat dalam tubuh dan berperan dalam metabolisme
kolesterol. Inhibisi atau penghambatan enzim squalene synthase akibat
penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu terjadinya katarak. Oleh
karena itu, perlu dipertimbangkan penambahan asupan squaleneuntuk
mencegah terjadinya katarak pada penggunaan jangka panjang obat
penurunkolesterol.
Squalene dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewani dan
nabati, seperti: ekstrak hati ikan ”hiu botol” (Centrophorus
atromarginatus), minyak zaitun, minyak kelapa sawit, minyak biji
gandum, minyak amaranth dan minyak beras. Kadar squalene yang terbanyak
terdapat di dalam ekstrak hati ikan ”hiu botol”.
Katarak Diabetikum9
Katarak diabetika merupakan perubahan lensa subkapsular progresif,
bilateral, pada pasien dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Orang-orang yang menderita katarak diabetika akan menderita presbiopia
lebih cepat, penurunan kemampuan akomodasi, serta perubahan refraksi
transien (biasanya miopia) sebagai akibat penignkatan kadar glukosa
dalam humor akuos yang memasuki lensa melalui difusi, yang kemudian
glukosa tersebut dikonversikan menjadi sorbitol oleh aldose reduktase,
yang tidak dimetabolisme, yang menyebabkan masuknya air dan pembengkakan
lensa.
Diabetes mellitus akan menyebabkan katarak pada kedua mata dengan bentuk
yang khusus seperti terdapatnya tebaran kapas atau salju di dalam
lensa. Kekeruhan lensa dapat berjalan progresif sehingga terjadi
gangguan penglihatan yang berat. Katarak diabetes merupakan katarak yang
dapat terjadi pada orang muda akibat terjadinya gangguan keseimbangan
cairan di dalam kaca atau tubuh secara akut.
Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam 3 bentuk:
1. Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada
lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa
berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan
akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadaar gula darah normal kembali.
2. Pasien diabetes juvenil dan tua yang tidak terkontrol, dimana terjadi
katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snowflake
atau bentuk piring subkapsular.
3. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik dan biokimia sama dengan pasien katarak nondiabetika.
Adapun patogenesis katarak diabetika menurut Pollreisz adalah enzim
Aldose reduktase (AR) mengkatalisis reduksi glukosa menjadi sorbitol
melalui jalur poliol, proses yang terkait dengan perkembangan katarak
diabetika. Telah terbukti bahwa akumulasi sorbitol intraseluler
menimbulkan perubahan osmotik yang menghasilkan serat lensa hidropik
berdegenerasi dan membentuk katarak diabetika. Di dalam lensa, sorbitol
diproduksi lebih cepat daripada konversi menjadi fruktosa oleh enzim
sorbitol dehidrogenase. Selain itu, kutub sorbitol memiliki karakter
mencegah perubahan intraselulernya melalui difusi. Peningkatan akumulasi
sorbitol menciptakan efek hiperosmotik yang mengakibatkan masuknya
cairan untuk menyeimbangkan gradien osmotik.
Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa akumulasi poliol
intraselular menyebabkan kolaps dan pencairan serat lensa yang akhirnya
menyebabkan kekeruhan (opasitas) lensa. Temuan ini telah mengarah pada
hipotesis osmotik pada pembentukan katarak diabetika, yang menekankan
bahwa peningkatan cairan intraselular dalam respon terhadap akumulasi
poliol yang dimediasi AR menyebabkan pembengkakan di lensa yang
berhubungan dengan perubahan kompleks biokimia yang akhirnya menyebabkan
pembentukan katarak.
Selanjutnya, penelitian telah menunjukkan bahwa stres osmotik pada lensa
yang disebabkan oleh akumulasi sorbitol menginduksi apoptosis sel lensa
(LEC) yang mengarah pada perkembangan katarak.
Penatalaksanaan2,3
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,
atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak
diperlukan tindakan operasi. Tindakan operasi katarak merupakan cara
yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus
katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan
jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam. Operasi katarak dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan
penyakit mata lainnya, seperti uveitis, glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh
lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin
terjadi.
Kesimpulan
Katarak adalah suatu kekeruhan yang terjadi pada lensa mata sehingga
terjadi penurunan kualitas penglihatan. Etiologi katarak dapat berupa
kongenital, proses degeneratif, trauma, penyakit sistemik, dan
terinduksi obat. Jenis katarak terbanyak adalah katarak senilis yang
biasa menyerang orang yang sudah tua. Pada mata dapat terlihat leukoria.
Keluhan utama dari pasien adalah penglihatan buram. Tata laksana yang
dapat diberikan diantaranya operasi.
0 komentar:
Post a Comment