TEKANAN DARAH ,COLDPRESSOR TEST
Kontrol ekstrinsik terhadap arteriol mencakup pengaruh saraf dan
hormonal dengan efek system saraf simpatis yang terpenting. Serat serat
saraf simpatis mempersarafi otot polos arteriol di seluruh tubuh kecuali
di otak. Peningatan aktivitas simpatis (hiperreaktor) menimbulkan
vasokonstriksi arteriol umum, sedangkan penurunan aktivitas simpatis
(hiporeaktor) menyebabkan vasodilatasi arteriol umum.
Menurut hines-brown, insiden hipertensi tingi pada golongan yang
hipereaktor. Vasokonstriksi umum yang diinduksi oleh simpatis secara
refleks mengurangi aliran darah ke sel sel jaringan perifer, sehingga
kompensasinya adalah peningkatan tekanan arteri rata rata agar darah
dapat mengalir ke semua organ hingga ke jaringan perifer. Aktivitas
simpatik tonik juga untuk mempertahankan tekanan sehingga organ organ
dapat menyerap darah sesuai keperluan melalui mekanisme local yang
mengontrol jari jari arteriol.
Persarafan parasimpatis ke arteriol tidak bermakna,
vasodilatasi di tempat tempat lain ditimbulkan oleh penurunan aktivitas
vasokonstiktor simpatis di bawah tingkat toniknya, ketika tekanan
arteri rata rata meningkat di atas normal, timbul refleks berupa reduksi
aktivitas vasokonstriksi simpatis yang menyebabkan vasodilatasi
arteriol umum yang membantu menurunkan tekanan pendorong ke tingkat
normal.
Bagian utama di otak yang bertanggung jawab terhadap penyesuaian simpatis ke arteriol adalah pusat kontrol kardiocaskular di medulla batang otak.
Ini adalah pusat integrasi bagi pengaturan tekanan darah, beberapa
bagian lain juga mempengaruhi distribusi darah, yang paling menonjol
adalah hipotalamus, yang sebagian dari fungsinya mengontrol suhu,
mengontrol aliran darah ke kulit untuk menyesuaikan jumlah panas yang
keluar ke lingkungan.
Selain aktivitas refleks saraf, beberapa hormon juga mempengaruhi jari jari arteriol yaitu mencakup hormon medulla adrenal epinefrin dan norepinefrin,
yang secara umum memperkuat system saraf simpatis di sebagian besar
jaringan serta vasopressin dan angiotensin II, yang penting dalam
mengontrol keseimbangan cairan.
Stimulasi simpatis pada medulla adrenal
menyebabkan kelenjar endokrin ini mengeluarkan epinefrin dan
norepinefrin. Norepinefrin medulla adrenal berkaitan dengan reseptor α
seperti yang secara simpatis dilepaskan norepinefrin untuk menimbulkan vasokonstriksi umum. Namun ,epinefrin, hormon medulla adrenal yang paling banyak, berikatan dengan reseptor α dan β2. Pengaktifan reseptor β2 menimbulkan vasodilatasi, reseptor tersebut paling banyak di arteriol jantung dan otot rangka, selama aktivitas
simpatis epinefrin yang dikeluarkan berikatan dengan resepton β2 di
jantung dan otot rangka untuk memperkuat mekanisme vasodilator local di
jaringan ini.
2. Refleks Baroreseptor
Setiap perubahan tekanan darah rata rata akan mencetuskan refleks
baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan mempengaruhi jantung
serta pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi
perifer total sebagai usaha untuk memulihkan tekanan darah ke normal.
Refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur aferen, pusat integrasi,
jalur eferen dan organ efektor. Respon terpenting dalam pengaturan
tekanan darah adalah sinus karotikus dan baroreseptor lengkung aorta,
yang merupakan mekanoreseptor yang peka terhadap perubahan tekanan
arteri rata rata dan tekanan nadi. Ketangggapan reseptor-reseptor
tersebut terhadap fluktuasi tekanan nadi meningkatkan kepekaan mereka
sebagai sensor tekanan, karena perubahan kecil pada tekanan sistolik
atau diastolic dapat mengubah tekanan nadi tanpa mengubah tekanan rata
rata. Baroresptor terletak di tempat strategis untuk menyediakan
informasi mengenai tekanan darah arteri di pembuluh –pembuluh yang
meglir ke otak (baroresptor sinus karotikus) dan di arteri utama yaitu
baroresptor lengkung aorta.
Baroresptor secara kontinue menghasilakn potensial aksi sebagai respon
terhadap tekanan di dalam arteri. Jika tekanan arteri (tekanan rata rata
atau nadi) meningkat, potensial reseptor di kedua baroreseptor itu
meningkat, sehingga kecepatan pembentukan potensial aksi di neuron
aferen yang bersangkutan juga meningkat, berlaku juga jiga sebaliknya,
apabila tekanan darah menurun kecepatan pembentukan aksi di neuron
aferen oleh baroreseptor berkurang.
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen adalah pusat kontrol
kardiovaskular, terletak di medulla di system batang otak. Sebagai jalur
aferen adalah system sara otonom, pusat kardiovaskular mengubah rasio
antara aktivitas simpatis dan parasimpatis ke organ organ efektor
(jantung dan pembuluh darah).
Cold Pressor Test
Cold pressor test merupakan test peningkatan tekanan darah dengan
pendinginan yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan
pada tangan yaitu diletakkan di dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4
derajat celcius selama kurang lebih satu menit. Selama proses tersebut,
dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan yang berlawanan.
Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanana basal
menunjukkan aktivitas vascular dimana dikatakan hiperekator jika tekanan
sistolik naik ≥ 20 mmHg dan tekanan diastolic ≥15 mmHg, dan dikatakan
hiporekator jika kenaikan tekanan darah masih dibawah angka angka
tersebut,
Efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan
darah. Lewis, dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari diletakkan
dalam suhu air 1-18 derajat celcius, akan menimbulkan rasa nyeri hebat.
Akan tetapi, apabila suhu melebih 18 derajat celcius, rasa nyeri tidak
akan terjadi. Rasa nyeri pada temperatur rendah, secara progressive akan
terus meningkat hingga mencapai waktu maksimal 1 menit. Karakteristik
dari nyeri yang ditimbulkaan seperti rasa tergilas, “pins and needle
sensation”, distribusi menyebar luas, dan dalam, dan pusat nyerinya pada
bagian radial, rasa nyeri bersfiat continuous dan non pulsatile.
Pergerakan dari jari tangan tidak akan mempengaruhi karakteristik dan
intensitas dari nyeri. Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari
transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik
menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf
bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula
spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut
dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri
setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf
pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan
mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan
karena trauma/inflamasi.
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk
mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi
potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat. Dalam kaitannya
dengan peningkatan tekanan darah, beberapa penelitian mengatakan, cold
pressor test berkaitan dalam peningkatan plasma norepinefrin dan
peningkatan aktivitas otot simpatis/MSNA (musle sympathetic nerve
activity). Peningkatan MSNA berhubungan erat dengan peningkatan tekanan
darah arteri dan konsentrasi norepinefrin vena perifer dalam kaitan nya
sebagai vasokonstriktor.
0 komentar:
Post a Comment