OLAHRAGA DAN DAYA TAHAN JANTUNG/PARU-PARU
Olahraga fisik yang teratur mencerminkan sebuah intensitas yang sesuai,
durasi dan frekuensi yang teratur. Intensitas olahraga harus semakin
meningkat seiring meningkatkan kinerja untuk mencapai hasil yang
optimal. Namun, beban kerja atau olahraganya harus tetap berhubungan
dengan kebugaran dan kekuatan individu. Olahraga yang teratur akan
membuat penurunan terhadap resting heart rate dan meningkatkan ukuran jantung dan ketebalan dinding ventrikel,
dimana denyut jantung relative lebih rendah dibandingkan dengan orang
yang tidak teratur (malas) berolahraga. Sehingga diastolic dan stroke
volumenya dipertahankan tetap meskipun denyut jantungnya menurun. Yang
terjadi pada orang yang rajin berolahraga adalah perubahan pada system
kardiovaskular dalam hal penyerapan O2 dan kemampuan untuk pekerjaan
fisik yang meningkat dengan denyut jantung yang relative lebih rendah
dibanding dengan orang yang tidak berolahraga.
Daya Tahan Jantung-Paru
Daya tahan jantung paru merupakan ketahanan
sistem kardiopulmonari dan pembuluh darah dalam mengambil oksigen dan
menyalurkannya ke seluruh tubuh terutama jaringan yang aktif sehingga
dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh.
VO2 Max, disebut juga kapasitas aerobik maksimum,
digunakan sebagai tolak ukur daya tahan jantung-paru. VO2 Max merujuk
kepada banyaknya jumlah oksigen selama eksersi (aktivitas fisik)
maksimum. Semakin tinggi VO2 Max seseorang, semakin lama seseorang itu merasakan kelelahan ketika bekerja atau beraktivitas. Dengan olahraga yang teratur, nilai VO2 Max seseorang dapat dinaikan.
Baik pada keadaan istirahat maupun olahraga,
atlet yang lebih terlatih memiliki stroke volume yang lebih besar dan
frekuensi denyut jantung yang lebih rendah daripada orang terlatih.
Semakin besar VO2 max, makin biasa orang tersebut beraktifitas. Dengan
VO2 max yang semakin besar, maka kesanggupan jantung-paru dan pembuluh
darah dalam mengambil dan menyalurkan oksigen ke jaringan juga semakin
besar. Ketahanan tubuh dalam beraktifitas pun semakin meningkat sehingga
orang tersebut tidak mudah lelah.
Denyut jantung dapat meningkat 2 hingga 2,5 kali dari normal karena
sinyal simpatis dan hilangnya sinyal parasimpatetik, dan juga karena
peningkatan epinefrin dan norepinefrin. Oleh sebab itu, faktor emosi
berperan dalam peningkatan frekuensi nadi karena merupakan sinyal
simpatis dari pusat integrasi.
0 komentar:
Post a Comment