CARA YANG BENAR MAKAN MIE INSTANT
CARA YANG BENAR MAKAN
MIE INSTANT
Setelah makan mi instan perut kok terasa kembung. Makan mi instan mendatangkan penyakit
juga bikin berat badan bertambah. Anak-anak sebaiknya jangan makan mi instan
karena bikin bodoh. Sebaiknya jangan terlalu sering makan mi instan. Berbagai
persepsi dan pengalaman makan mi instan ini boleh jadi akrab dengan keseharian
Anda. Lantas, bagaimana seharusnya makan mi instan yang aman?
Prof C Hanny Wijaya, Food Science Expert dan Head of Food
Chemistry Division IPB, mengatakan jika memilih makan mi instan penting untuk
memerhatikan papan gizi pada kemasan mi instan.
"Yang paling dikhawatirkan saat makan mi instan adalah
kandungan lemak tinggi pada mi, dan garam sodium dalam jumlah tinggi pada
bumbu. Sodium inilah yang perlu dicermati, dan sebaiknya asupan sodium tak
melebihi dari 300 mg per sajian. Perhatikan jumlah sodium di papan gizi,"
jelas Prof Hanny saat peluncuran Tropicana Slim Low Fat Noodles di Jakarta,
Menurut Prof Hanny, tak ada aturan pasti seberapa sering boleh
makan mi instan. Tapi penting bagi setiap orang untuk menjalankan pola makan dengan gizi seimbang dan
kebiasaan makan yang baik juga memerhatikan unsur kesehatan.
Perlu dipahami bahwa mi instan yang terbuat dari tepung gandum memiliki
kandungan karbohidrat yang sama pada nasi, kentang dan sumber karbohidrat
lainnya. Jadi, jika Anda ingin makan mi instan, sebagai menu sarapan, makan
siang atau makan malam sebaiknya kombinasikan dengan asupan gizi lainnya
seperti serat, protein, bukan dengan tambahan karbohidrat seperti nasi.
"Makan mi instan setiap hari tak masalah asalkan jangan
melupakan asupan buah, sayuran, protein selain juga lebih jeli memperhatikan
tabel gizi dalam mi instan. Namun jangan juga sepanjang hari makan nasi, mie,
kentang tanpa mengasup kebutuhan gizi lainnya, sehingga kebutuhan nutrisi tak
seimbang," jelasnya.
Ketidakseimbangan gizi inilah yang sebenarnya mendatangkan
berbagai masalahatau penyakit. Bahkan pada anak-anak yang gemar
makan mi instan, kebiasaan buruk seperti ini lantas dikaitkan dengan makan mi
instan. Padahal, pola makam tak seimbang lah yang menyebabkan pertumbuhan anak
terganggu misalnya. "Masalahnya boleh jadi bukan pada mi instannya namun
pada asupan nutrisi yang tak seimbang," jelasnya.
Sementara bagi mereka yang kerap merasa kembung setelah makan mi
instan, Prof Hanny menjelaskan beberapa orang memang sensitif terhadap produk
makanan dari gandum yang membuatnya kembung.
Selain juga, rasa kembung muncul ketika menyantap mi instan
karena karbohidrat tak dicerna dengan sempurna lantaran proses memasak mi
instan yang kurang matang. "Kalau tak bisa dicerna sempurna, makanan masuk
ke usus besar lalu difermentasi oleh mikroba, sehingga akhirnya muncul rasa
begah atau kembung," jelas Susana STP, MSC, PD Eng, Head of Nutrifood
Research Center Division kepada Kompas Female pada acara yang sama.
Susana menjelaskan, tak banyak orang yang mengalami alergi pada
gandum. Namun jika mengalami kembung yang disebabkan alergi gandum, dan merasa
tak nyaman sebaiknya jangan makan makanan pemicu alergi.
"Tapi pembatasan makanan tergantung efeknya terhadap tubuh.
Reaksi alergi pada setiap orang bisa berbeda. Bisa gatal-gatal, asma, kembung
dan lainnya," ujarnya.
Menurut Susana, yang juga perlu diperhatikan saat makan mi
instan, baik sebagai camilan atau makanan utama, sebaiknya jangan dimakan
bersamaan dengan nasi. Ia menjelaskan, satu bungkus mi instan mengandung
sekitar 200 kalori. Sementara 100 gram nasi seporsi semangkuk kecil mengandung
300-400 kalori.
Anda bisa kelebihan kalori dan asupan karbohidrat jika
membiasakan makan mi instan dengan cara ini, apalagi jika tak dibarengi pola
makan gizi seimbang, dengan mencukupi asupan lemak, protein, dan serat dari
buah juga sayuran.
0 komentar:
Post a Comment