MANFAAT IKAN UNTUK IBU HAMIL
Wanita
yang mengonsumsi ikan semasa hamil berpotensi lebih tinggi melahirkan
anak cerdas. Tapi ingat, perhatikan porsinya dan pilih ikan yang rendah
merkuri. Makanan merupakan salah satu aspek esensial menuju kehamilan
yang sehat. Pasalnya, makanan yang dikonsumsi sebelum dan selama hamil
akan berperan mempersiapkan tubuh dalam menunjang pertumbuhan janin.
"Makanan yang baik merupakan awal bagi pertumbuhan janin yang sehat,"
ujar spesialis kebidanan dan kandungan dari FKUI/RSCM Jakarta, Dr dr
Dwiana Ocviyanti SpOG(K).
Janin
ataupun bayi yang sehat tak hanya diindikasikan dari peningkatan berat
dan kelengkapan organ fisiknya. Tak kalah penting adalah aspek
kecerdasan mental dan otaknya. Salah satu nutrisi yang dianggap sebagai
makanan sehat bagi otak adalah asam lemak omega 3 yang banyak terkandung
dalam ikan. Itulah sebabnya, ibu hamil (bumil) disarankan memasukkan
ikan dalam daftar menu makanannya untuk mengoptimalkan potensi otak
janin dalam kandungannya. Di sisi lain, ikan tak sepenuhnya aman karena
bisa jadi di dalam tubuhnya terkandung zat beracun seperti merkuri yang
dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Itulah
sebabnya, para ahli kesehatan masih memperdebatkan, sampai seberapa
level aman konsumsi ikan bagi bumil, tanpa menyebabkan janinnya
"keracunan" merkuri.
Badan
Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika (US Food and Drug
Administration /FDA) menyarankan bumil mengonsumsi tidak lebih dari 12
ons ikan per minggu. Akan tetapi, sebuah koalisi ilmuwan gizi medik
bersikeras bahwa jumlah tersebut masih terlalu sedikit. "Data terbaru
menunjukkan bahwa wanita masih belum mengonsumsi ikan dalam jumlah
cukup, dan ini sangat mengkhawatirkan," ujar Judy Meehan, Direktur
Eksekutif National Healthy Mothers, Healthy Babies Coalition, sebuah
organisasi yang berfokus pada kesehatan ibu hamil dan anak. "Sederhana
saja, tak ada jalan lain untuk mendapatkan asupan omega 3 yang baik bagi
perkembangan otak sebaik yang Anda dapatkan dari ikan," katanya.
Ikan
memang mengandung asam lemak omega 3, sejenis lemak menguntungkan yang
penting bagi perkembangan saraf otak. Asupan ikan yang kurang dari
rekomendasi pemerintah faktanya dapat menyebabkan perkembangan mental
anak "terganggu". Itulah hasil kajian sejumlah peneliti di Amerika dan
Inggris yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada 2007 silam.
Sebagai tambahan, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa anak-anak yang
terlahir dari ibu yang mengonsumsi sekurangnya tiga porsi ikan per
minggu semasa hamil, memiliki hasil tes fungsi mental yang lebih bagus
dibandingkan rekan sebayanya.
Dr
Emily Oken, seorang asisten profesor dari Department of Ambulatory Care
and Prevention di Harvard Medical School dan Harvard Pilgrim Health
Care di Boston, Amerika, juga melakukan penelitian yang menilai manfaat
gizi versus risiko terkontaminasi "racun" dari konsumsi ikan selama
kehamilan. Untuk keperluan tersebut, Oken dan timnya mewawancarai 341
wanita perihal konsumsi ikan selama trimester kedua kehamilan, juga
mengetes kadar merkuri dalam darah mereka.
Saat
anak yang terlahir sudah berusia 3 tahun, peneliti melakukan tes
keterampilan motorik dan intelektual terhadap anak-anak ini. Hasilnya,
skor tes lebih tinggi didapati pada anak-anak yang ibunya makan lebih
dari dua porsi ikan per minggu dan memiliki kadar merkuri rendah.
"Artinya, manfaat optimal didapat wanita yang mengonsumsi ikan rendah
merkuri," kata Oken seraya menambahkan bahwa skor tinggi tetap didapat
pada bumil yang mengonsumsi tuna kalengan lebih dari dua porsi seminggu.
Penelitian
lainnya yang berkala lebih besar berupaya mengumpulkan data lebih dari
25.000 anak yang terlahir dari ibu berkebangsaan Denmark. Diketahui
bahwa anak-anak yang ibunya mengonsumsi lebih banyak ikan semasa hamil
memiliki keterampilan motorik dan kognitif lebih baik dibanding
anak-anak yang ibunya makan ikan dalam jumlah sedikit.
"Dibanding
wanita yang makan ikan paling sedikit, wanita yang makan ikan terbanyak
(sekitar 14 ons per minggu) memiliki anak dengan perkembangan 30 persen
lebih bagus. Manfaat ini sama dengan anak yang usianya sebulan lebih
tua atau anak yang disusui ASI eksklusif selama setahun," katanya. The
National Healthy Mothers, Healthy Babies Coalition bekerja sama dengan
the Maternal Nutrition Group, sebuah komunitas independen para dokter,
peneliti dan ahli gizi, pada 2007 menyarankan para wanita hamil
mengonsumsi ikan sebagai bagian dari diet sehatnya. Namun, banyak wanita
yang menginterpretasikan panduan yang diberikan FDA sebagai larangan
atau batasan konsumsi ikan.
Pada
2004, FDA menyarankan bumil, termasuk ibu yang baru melahirkan dan
balita, untuk menghindari jenis ikan tertentu yang disinyalir berkadar
merkuri tinggi, yang kemungkinan dapat "meracuni" perkembangan sistem
saraf bayi dan anak. Jenisnya meliputi hiu, todak (swordfish), king
mackarel, dan tilefish.
FDA
menyarankan untuk memilih jenis ikan rendah merkuri dan mengonsumsi
tidak lebih dari 12 ons, yakni cukup dua porsi ikan atau seafood per
minggu. Namun, banyak orang Amerika, termasuk bumil, tidak mencukupi
asupan yang direkomendasikan tersebut. "Pesan kami, mengurangi konsumsi
ikan bukanlah hal yang bagus karena ikan itu penting untuk perkembangan
otak bayi!" sebut Meehan.
Selain
ikan, santapan lainnya yang harus ada dalam daftar menu bumil adalah
buah dan sayur. Selain tinggi vitamin dan mineral, dua kategori pangan
tersebut juga kaya serat dan asam folat. Karena itu, bumil diharapkan
mengonsumsi sayur dan buah setidaknya lima porsi per hari.
0 komentar:
Post a Comment