Sekolah Khusus Remaja Hamil Di Malaysia
Sekolah Khusus Remaja Hamil Di Malaysia
Tercatat sekitar 70 bayi telah ditinggalkan di depan pintu rumah, di tempat sampah dan toilet umum di Malaysia tahun ini.
Untuk itu, pemerintah berharap
bahwa sekolah yang dibangun di Negara Bagian selatan Malaka ini akan
membantu wanita muda untuk mengatasi stigma memiliki anak di luar nikah.
Di sekolah tersebut, selain
mendapatkan pemeriksaan kesehatan (medical check-up), para siswa juga
akan mendapatkan konseling agama. Sekolah tersebut juga menjanjikan
privasi dan perlindungan untuk remaja hamil serta memberikannya
pendidikan yang layak.
Anonimitas (privasi yang tidak
menyebutkan identitas) dianggap sangat penting, karena orang-orang yakin
pasangan yang belum menikah meninggalkan bayinya dalam upaya putus asa
untuk menyembunyikan fakta bahwa ia telah melakukan seks pranikah.
Padahal, kaum muda di Malaysia, khususnya umat Islam, diharapkan untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum pernikahan.
Pejabat urusan agama (KUA) di
Malaka juga mengatakan akan menyetujui pernikahan gadis-gadis di bawah
usia 16 tahun, dalam rangka melegitimasi hubungan seksual.
Stigma seks pranikah tak hanya
dirasakan oleh kalangan remaja, tetapi juga dirasakan Mila (28 tahun).
Stigma tersebut telah menyebabkan wanita ini menyerahkan bayinya untuk
diadopsi.
"Meskipun saya segera menikah,
berhubungan seks sebelum menikah bertentangan terhadap tradisi Islam.
Jika bayi itu tahu bahwa ia lahir di luar nikah, ia akan malu seumur
hidupnya," tutur Mila, seperti dilansir dari BBCNews, Sabtu (18/9/2010).
Tetapi Menteri Pembangunan
Wanita, Keluarga dan Masyarakat (PWKM) Malaysia telah menentang gagasan
sekolah untuk remaja hamil tersebut.
"Memisahkan mereka dengan sistem
sekolah umum nantinya akan menambah stigma buruk bagi mereka. Akar
permasalahannya adalah kurangnya pendidikan seks di sekolah," ujar Datuk
Sri Shahrizat Abdul Jalil.
Menurutnya, Kementerian
Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat selama bertahun-tahun telah
menganjurkan untuk mengajarkan siswa tentang program kesehatan dan
reproduksi.
Selain Menteri PWKM,
kelompok-kelompok agama juga telah memblokir ide sekolah remaja hamil
tersebut. Kelompok ini mengatakan bahwa hal itu hanya akan mendorong
lebih banyak lagi remaja yang hamil di luar nikah.
0 komentar:
Post a Comment