Rambut Kusam dan Rontok Akibat Cat Rambut

Rambut Kusam dan Rontok Akibat Cat Rambut



Tren mode cat-mengecat, mengeriting, atau meluruskan rambut tidak jarang membawa kalangan tertentu hanyut mengikutinya. Ikut mode bukan dosa asal mempertimbangkan soal bahan yang baik serta perawatan rutin sesudahnya. Tanpa itu, kecantikan dan keindahan terkadang harus dibayar mahal akibat rambut yang menjadi rusak.

Shanti gadis cantik berusia 20-an tahun. Kulitnya putih, tingginya semampai, bodinya pun aduhai. Memakai tanktop warna khaki, celananya ketat coklat muda. Kontras dengan rambutnya yang lurus sebahu yang dicat coklat kemerahan dengan highlight warna pirang. Berlenggang di mal sendirian, cowok-cowok bujang yang lagi mejeng tak tahan untuk tidak melirik. Malah ada yang bersuit nakal. Bukan cuma karena dandanan rambutnya, tapi juga gara-gara gaya busananya yang memamerkan pusarnya, bak penari perut dari Istanbul.
I
a bintang sinetron? Bukan. Artis penyanyi? Bukan. Foto model atau peragawati? Juga bukan. Tapi Shanti nyaris selalu mengikuti mode yang lagi ngetren, entah dalam soal pakaian, gaya rambut, atau aksesori. Belakangan ini yang lagi in, mode rambut yang dicat dengan aneka warna. Makanya sering gonta-ganti warna menjadi hal biasa baginya. Hari ini tampil dengan rambut pirang kemerahan, dua minggu kemudian diubah bernuansa pirang keemasan. Pada kesempatan lain ungu, di lain waktu biru dengan highlight warna silver, kali lain dengan gradasi warna tertentu. Cute and cool, bahasa gaulnya.

Mengingat variatifnya pilihan warna cat dengan aneka kombinasi pula, keluar-masuk salon kecantikan dengan frekuensi tinggi bukan menjadi hal luar biasa untuk mengganti warna rambut. Tetapi apakah Shanti, dan banyak remaja atau wanita lain termasuk para artis, masih tetap mengindahkan perawatan demi kesehatan rambutnya?
Syukur kalau jawabannya ya. Kalau tidak, jangan menyesal andaikata rambut yang dijunjung tinggi sebagai mahkota oleh kebanyakan wanita itu menjadi kusam tanpa cahaya dan berguguran atau rontok gara-gara tindakan yang tidak atau kurang disertai perawatan memadai.

Anda masuk kelompok mana?
Pada kalangan tertentu penampilan total pada gaya rambut, wajah, busana, serta aksesori menjadi bagian gaya hidup yang lebih ditonjolkan. Senantiasa mengikuti tren mode tapi umumnya kurang mengimbanginya dengan perhatian terhadap sisi kepantasan maupun kesehatan yang memadai. Kalangan seperti itu, ungkap Michael Helmy, manajer Studio PT Kosmindo-Wella Kosmetik Indonesia, tergolong dalam kelompok high fashion.

Dalam dunia mode dikenal tiga kelompok manusia. Pertama, kelompok konservatif, dengan ciri lebih berhati-hati dalam pemilihan tren mode tertentu. Aspek kesesuaian tren dan sisi kesehatan selalu dipertimbangkan meski pada tiap kesempatan ingin tampil prima. Kedua, kelompok elegan, yakni mereka yang sangat dipengaruhi tren tetapi tetap memperhatikan faktor kesehatan secara teratur, misalnya dengan cream bath, menggunakan tonik penyubur rambut, dsb. Ketiga, kelompok high fashion itu tadi.
Kelompok high fashion seperti halnya Shanti itulah yang rentan terhadap sejumlah risiko. Sebab, mereka sangat peka terhadap perkembangan tren mode apa saja. Saat sedang tren mode rambut lurus, yang berambut keriting diluruskan. Tren rambut keriting atau berombak, yang berambut lurus dikeritingkan. Begitu juga tren mode rambut warna-warni.

Mereka yang masuk kelompok ini kebanyakan dari kalangan remaja dan artis yang tidak ingin ketinggalan mode. "Tidak heran kalau (sering dijumpai) rambut mereka menjadi 'rusak' gara-gara mengikuti gaya rambut tanpa mementingkan faktor perawatannya," tambah Michael.

Dalam hal meluruskan rambut misalnya, ungkapnya, sebaiknya dipilih salon yang terpercaya. Salon begini akan memakai alat ceramics hair iron yang bersifat permanen dan tidak bikin rambut rusak. Hindari saja kalau pelurusan rambut dilakukan dengan cara dipanaskan secara sembarangan. "Cheramics hair iron itu mengandung ion dan pelurusnya berupa catokan sejenis keramik yang tidak membuat rambut rusak," jelas Michael.

"Bahan kosmetik untuk meluruskan rambut juga memiliki kandungan zat khusus yang sudah diuji dan tidak akan membahayakan pemakai. Tapi tindakan yang dilakukan cukup satu kali. Hanya saja pada bagian rambut yang baru tumbuh harus dilakukan tindakan yang sama, karena rambut aslinya keriting. Namun, setelah diluruskan tetap diimbangi perawatan dengan tonik rambut, cream bath, dan lainnya," tambahnya.

Kenali rambut sendiri
Akan lebih baik kalau sebelum mengenakan suatu tindakan pada rambut, kita pahami lebih dahulu jenis rambut serta kondisi kulit kepala kita.

Kulit kepala tersusun oleh dua lapisan besar yakni epidermis dan dermis. Epidermis ini lapisan luar berupa zat tanduk, berfungsi melindungi lapisan dermis yang lebih lunak di bawahnya. Bagi kebanyakan penata rambut, lapisan dermis lebih menarik perhatian untuk diamati dari dekat, karena menjadi tempat rambut menerima makanan untuk pertumbuhannya.

Pada lapisan dermis terdapat sejumlah besar saraf yang berfungsi memberikan rasa sentuhan, rasa sakit, dan kepekaan terhadap suhu udara. Juga terdapat sejumlah pembuluh darah yang selain menyediakan zat makanan bagi pertumbuhan kulit dan akar rambut, juga bertanggung jawab mengatur suhu badan. Rambut di kepala - juga di tempat lain - tidak bersaraf sehingga tak pernah menimbulkan rasa sakit bila dipotong, misalnya.

Jumlah rambut yang tumbuh sehat di kulit kepala pada setiap orang berbeda-berbeda, tergantung warna alami rambut. Sekadar diketahui, rambut jenis pirang terhitung paling lebat, yakni sekitar 140.000 helai. Rambut hitam dan coklat antara 108.000 - 110.000 helai, dan rambut merah sekitar 90.000 helai.

Dikatakan normal kalau rambut tumbuh 1 - 2 cm setiap bulannya. Umurnya bervariasi antara 2 - 4 tahun, tergantung pada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi usia rambut misalnya jenis kelamin, usia, jenis rambut, faktor keturunan, serta kesehatan tubuh seseorang. Pada usia lanjut biasanya rambut mulai menipis walaupun banyak pula yang menipis sebelum waktunya akibat faktor bawaan (genetik).

Diet makanan juga sangat mempengaruhi kesehatan rambut. Perlu diketahui, persediaan darah melalui papilla sangat bertanggung jawab terhadap pertumbuhan rambut. Sebab, dari makanan akan dihasilkan zat-zat berguna dalam darah.

Pelepasan (kerontokan) rambut sampai 80 helai sehari masih terhitung normal sebab akan diimbangi dengan pertumbuhan rambut baru. Selama papilla rambut sehat-sehat saja, ia akan selalu menghasilkan rambut baru yang sehat pula.

Kalau dikelompokkan, jenis rambut ada lima: sangat kasar, kasar, normal, halus, dan sangat halus. Makin kasar rambut, makin tebal lapisan kutikulanya (penghasil zat tanduk) serta korteksnya pun semakin besar. Maka, makin keras dan kasar suatu jenis rambut, akan makin sulit menyerap bahan-bahan kimia.

Sementara berdasarkan kondisinya rambut dibedakan atas tiga jenis, yakni rambut normal, kering, dan berminyak. Rambut berminyak tidak disarankan untuk di-cream bath karena justru akan semakin berminyak.

Konsultasi untuk kulit sensitif
Sebelum melakukan suatu tindakan seperti mengeriting atau mewarnai rambut, dilakukan tes kulit (patch test). Caranya, campurkan sedikit bahan pengeriting atau krim pewarna rambut yang sudah dipilih dengan sedikit hidrogen peroksida (H2O2). Lalu oleskan campuran itu pada bagian kecil lipatan siku atau belakang telinga yang sudah dibersihkan. Setelah 24 jam diteliti apakah terjadi pembengkakan atau rasa panas pada bagian yang diolesi. Kalau tidak, tindakan pengecatan atau pengeritingan bisa dilakukan.

Namun, menurut Michael Helmy, tes kulit seperti itu saat ini jarang dilakukan. Pasalnya, kebanyakan produk cat rambut yang cukup bagus masa kini sudah tidak lagi menggunakan bahan "keras" atau mineral (logam) seperti di tahun 1950 - 1960-an yang bisa mengakibatkan kebotakan. Cat rambut kala itu juga sebatas menghasilkan warna rambut hitam pekat tapi kusam. Kini, produk cat rambut kebanyakan menggunakan bahan-bahan dengan pigmen sintetis serta bahan tumbuhan alami seperti lidah buaya (Aloe vera L.), madu, jeruk, dll. dan disesuaikan dengan iklim setempat.
Dengan bahan demikian, rambut yang diwarnai menjadi mengkilap dan lebih alami. Sedangkan H2O2 yang tepat adalah yang sudah stabil; artinya perbandingan antara hidrogen dengan oksigennya seimbang. Hidrogen peroksida yang tidak stabil akan menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif.

Agar lebih aman, kepada pemilik kulit kepala yang sensitif Michael menyarankan hendaknya berkonsultasi dulu ke salon terpercaya. Saran serupa juga disampaikan oleh dr. I Gede Agung K. Rata, spesialis kulit dari RSUPN Cipto Mangunsukumo, Jakarta. Bila sampai timbul alergi dengan tanda-tanda gatal kemerahan, hendaknya dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit kosmetik.

"Alergi umumnya terjadi pada ujung bawah kepala karena konsentrasi tertinggi kosmetik rambut serta produksi keringat terbanyak pada bagian itu", kata dr. Rata. "Malah adakalanya rambut pada alis dan ketiak ikut teriritasi."
Rambut yang sedang mengalami kerontokan, kata Michael, untuk sementara tidak disarankan untuk dikeriting ataupun dicat karena akan memperbesar jumlah kerontokannya. Juga tidak dianjurkan menggunakan pengering rambut (hair dryer).

Jarak waktu pengeritingan rambut dianjurkan tidak terlalu pendek, minimal dua bulan. Selama dua bulan itu sebaiknya rambut terus dirawat, misalnya dengan tonik penyubur atau penyegar.

Dr. Rata menambahkan, bagi mereka yang banyak berkeringat dan sering bekerja di luar ruangan, jangan takut mencuci rambut setiap hari asalkan menggunakan sampo yang cocok. Pada dasarnya kandungan dalam semua sampo sejak dulu sama saja yakni berupa sabun, zat pewarna, dan wewangian. Bedanya, kini banyak yang ditambahi kondisioner agar lebih alamiah. "Soal cocok-tidaknya tergantung pada sampo mana yang biasa digunakan," kata Michael.

Gunakan cat rambut tepat
Jenis cat rambut setidaknya ada tiga tipe. Pertama, cat rambut sementara; biasanya berbentuk busa, jeli, hair spray, atau maskara rambut. Begitu rambut dicuci, atau kehujanan, warnanya akan luntur. Kedua, cat semi-permanen; bentuknya bisa berupa cairan, jeli, atau busa. Cat semi-permanen akan hilang setelah sebulan (atau 5 - 10 kali keramas pakai shampo). Ketiga, cat permanen; tidak hilang warnanya sampai tumbuh rambut baru (biasanya tiga bulan).

Yang menimbulkan masalah biasanya pewarna semipermanen dan permanen. Pasalnya, kandungan kimia alami pada kulit kepala kita tidak sesuai dengan formula luar yang akan digunakan. Masuknya formula dari luar ini sedikit banyak akan mengganggu kesehatan rambut. Jadi, akan sangat bijaksana bila pengecatan rambut selalu diimbangi dengan perawatan supaya rambut tidak berubah menjadi kusam ataupun rontok.

Agar pewarna bisa tahan lama, biasanya dicampur dengan cairan H2O2 sesuai ukuran untuk mempersenyawakan (mengoksidasi) pewarna rambut permanen. Umumnya, cairan inilah yang menyebabkan kulit rambut teriritasi bila digunakan berlebihan.

Shampo yang dipilih pun akan lebih tepat kalau diimbangi dengan kondisioner sesuai kondisi rambut. Misalnya, untuk rambut yang sering dicat, kondisioner yang dipilih khusus untuk rambut dicat. Demikian pula untuk rambut yang dikeriting secara rutin.

Untuk pengecatan pertama, saran Michael maupun dr. Rata, agar dilakukan oleh salon terpercaya yang biasanya akan meneliti lebih dulu jenis rambut, warna yang sesuai, seni warnanya, serta takaran yang tepat. Untuk selanjutnya, apabila dikerjakan di rumah, kita sudah tahu persis cara dan takaran yang tepat. "Jangan lupa selalu membaca petunjuk pada setiap kemasan produk, agar takarannya pas," tutur Michael pula. "Untuk pengecatan rambut beruban tidak perlu setiap dua bulan diulang seluruhnya, bisa hanya bagian akarnya yang tumbuh putih saja."

Michael Helmy kurang sepakat bila dikatakan, semakin tua usia seseorang rambut semakin kurang subur. "Itu semua tergantung perawatan dan pola hidup sehari-hari," tekannya. "Kecuali pada orang-orang tertentu yang memang mempunyai kasus bawaan (genetik) demikian." Mereka yang sehari-hari banyak mengalami stres, terlalu banyak melakukan olahraga sehingga produksi keringat berlebihan, hidup kurang teratur, dan kurang mementingkan makanan sehat, otomatis kondisi rambutnya ikut kurang sehat.

Pertumbuhan sehelai rambut, kata Helmy, lebih tergantung pada pengaruh hormon dan metabolisme tubuh, misalnya lancar-tidaknya peredaran darah. Terlalu banyak minum antibiotik, melakukan tindakan pengecatan atau pengeritingan tidak sesuai aturan, serta kurang beristirahat, juga mempengaruhi kesuburan rambut.

Sebaliknya, konsumsi vitamin A, E, dan C yang cukup serta menjalani hidup secara teratur ikut mempersubur rambut.

0 komentar:

Post a Comment