Kenali Tahi Lalat karena dapat menjadi Ganas
Kenali Tahi Lalat karena dapat menjadi Ganas
Kanker kulit diam-diam termasuk sepuluh besar jenis kanker ganas di Indonesia. Terbanyak diderita oleh kaum pria, sementara pada wanita masih kalah jika dibandingkan dengan kanker leher rahim, payudara, dan indung telur. Tapi janganngeper dulu. Penyakit ini relatif mudah diketahui kehadirannya untuk kemudian ditanggulangi.
Andeng-andeng alias tahi lalat memang bisa sebagai pemanis wajah. Apalagi kalau letaknya pas, di atas atau di bawah bibir, misalnya. Wah, mudah bikin lawan jenis kepincut. Mungkin gara-gara itu, tidak sedikit wanita - terutama kaum gadisnya - dengan sengaja minta dibuatkan tahi lalat-tahi lalat-an aliasandeng-andengpalsu dengan tato. Harapannya, tentu, biar kelihatan lebihgimana, gitu. Bahkan kalau nempel di bagian leher tertentu, katanya, membawa hoki.
Tetapi, apa betul tahi lalat selalu membawa sifat yang manis-manis? Ternyata tidak! “Kita mesti waspada kalau tahi lalatnya ‘hidup’, tiba-tiba menebal, melebar, atau membesar,” kata dr. I Ketut Sukarata, spesialis kulit dari RSUPN Ciptomangunkusumo, Jakarta, wanti-wanti tanpa bermaksud menakut-nakuti. “Perhatikan sifatnya dengan saksama atau segera periksakan ke dokter bila ada kekhawatiran. Siapa tahu bersifat ganas dan perlu segera diangkat,” tambah Sukarata dalam sebuah seminar tentang deteksi dini kanker kulit di Jakarta.
Sebagian besar keganasan yang terjadi pada kulit, kata Sukarata, sebagai akibat kerusakan epidermis karena pelbagai faktor penyebab yang berlangsung lama. Faktor yang paling berperan adalah pajanan (paparan) sinar ultraviolet (UV), khususnya pada orang yang banyak bekerja di bawah terik matahari macam pelaut atau petani, sering berjemur diri di pantai, dll. Tak heran kalau bintik awal kanker kulit timbul di bagian tubuh yang terbuka seperti wajah, kepala, dan tangan; bagian yang banyak terpapar sinar matahari.
Sinar UV erat hubungannya dengan lapisan ozon yang bertindak sebagai pengalang UV dari Matahari ke Bumi. Namun, kalau lapisan itu bocor - akibat gas chlorofluorocarbon (CFC) - UV akan langsung nyelonong ke Bumi.
Tidak cuma UV, sinar inframerah dari peralatan yang telah digunakan berulang selama 20 tahun juga bisa menyebabkan kanker kulit. Begitu pun radiasi ionisasi yang bisa menimbulkan kanker kulit setelah 20 - 30 tahun.
Pada kaum perokok risiko terkena kanker kulit naik sebesar 50%, seperti disebutkan dr. Aida S.D. Suriadiredja, spesialis kulit dari RS Kanker Dharmais Jakarta. Kenaikan itu berhubungan dengan lamanya merokok, jumlah rokok yang diisap, apalagi kalau penderita terpajan sinar matahari menahun serta peminum alkohol. Pada perokok menahun, kanker kulit banyak timbul pada bibir bawah.
Awas, tahi lalat berkilat
Jenis kanker kulit ada tiga macam, yakni karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna (MM). KSB umumnya terjadi di daerah rambut, bersifat invasif, dan jarang mempunyai anak sebar tapi merusak jaringan yang ditumpanginya. Yang memudahkan terjadinya keganasan, menurut Sukarata, meliputi faktor lingkungan dan genetik. Yang termasuk faktor lingkungan di antaranya radiasi, bahan kimia, pekerjaan tertentu yang banyak terpajan matahari, trauma (luka bakar), serta jaringan parut yang lama tidak sembuh berwarna kekuningan dan terasa keras.
Jenis kanker kulit ada tiga macam, yakni karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna (MM). KSB umumnya terjadi di daerah rambut, bersifat invasif, dan jarang mempunyai anak sebar tapi merusak jaringan yang ditumpanginya. Yang memudahkan terjadinya keganasan, menurut Sukarata, meliputi faktor lingkungan dan genetik. Yang termasuk faktor lingkungan di antaranya radiasi, bahan kimia, pekerjaan tertentu yang banyak terpajan matahari, trauma (luka bakar), serta jaringan parut yang lama tidak sembuh berwarna kekuningan dan terasa keras.
KSB sering dijumpai di bagian kepala, hidung, dan leher yang banyak terpajan sinar matahari. Hampir 95% kasus terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Tanda-tandanya berupa benjolan kehitaman (seperti tahi lalat) agak berkilat atau luka yang sulit sembuh, yang lambat menjadi besar dan tersenggol sedikit sudah berdarah. Benjolan ini biasanya tidak disertai rasa gatal ataupun sakit. Bentuknya ada yang tepinya berbintik-bintik menonjol dan mengeras, di bagian tengah cekung. Ada pula yang berupa guratan-guratan kemerahan.
Sedangkan KSS dapat terjadi pada kulit maupun selaput lendir. Biasanya, penderita sudah punya kelainan kulit sebelumnya. “Luka kronis kalau terpajan zat karsinogen (penyebab kanker) kimia atau sinar matahari terus-menerus memang bisa berubah sifat menjadi ganas,” kata Sukarata.
Ada KSS tipe luka yang kemudian meluas, tepinya mengeras dan mudah berdarah. Ada pula tipe papiler yakni berupa tumor dengan permukaan berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, kemudian membasah dan mudah mengeluarkan darah atau serum. Karena bentuknya koreng, penderita sering menganggap itu sekadar koreng biasa. KSS sering timbul di bagian tungkai, wajah bagian atas, telinga, dan daerah mukokutan (lapisan kulit mukosa). Umumnya, kanker ini menyerang kelompok usia 40 - 60 tahun.
Kanker kulit yang paling ganas tapi penderitanya paling sedikit adalah melanoma maligna (MM). Tumor padat yang berasal dari sel pigmen kulit ini banyak diderita orang berkulit terang atau putih yang mudah terbakar sinar matahari tapi sulit menjadi coklat. KSS yang rata-rata menyerang usia 30 - 60 tahun ini belum diketahui penyebab pastinya. Diduga, sinar matahari merupakan faktor risiko terpenting. Selain itu iritasi berulang pada tahi lalat juga bisa berkembang menjadi MM. Lokasi terbanyak pada tungkai bawah, badan, kepala dan leher, tungkai atas, bahkan bisa pada kuku.
Deteksi dini sering tidak dilakukan oleh penderita karena mirip sekali dengan tahi lalat biasa. Bentuk klinis paling sering dijumpai adalah kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa milimeter sampai sentimeter. Warnanya bervariasi, bisa kehitaman, putih, kebiruan, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit. MM mudah sekali menyebar bahkan sampai ke organ dalam tubuh sekalipun. “Bila sudah sebesar uang logam, berarti sudah agak lanjut,” tambah dr. Herman Cipto, juga spesialis kulit dari RSUPN Ciptomangunkusumo.
Sebab itu, waspadailah kalau tampak ciri-ciri spesifik “A,B,C,D” yakni bentuk tumor asimetris, border irregular (tepi tidak teratur), color irregular (warna dalam satu lesi bermacam-macam, coklat bercampur hitam), dan diameter tumor hampir selalu lebih dari 6 mm. Perubahan ketebalan dan perkembangan tumor ini memerlukan perhatian ekstra, baik oleh penderita maupun keluarganya.
Disayat bersih
Kanker kulit termasuk masih langka di Indonesia, meskipun hasil penelitian mutakhir menunjukkan, ia termasuk sepuluh besar tumor ganas. Menurut data patologi RSUPN Ciptomangukusumo, kanker kulit termasuk dalam peringkat pertama untuk kanker pada pria dan keempat pada wanita setelah kanker leher rahim, payudara, dan ovarium.
Tentu saja penanganan diutamakan pada derajat kesembuhan yang tinggi. Pada KSB dini dapat dilakukan tindakan kuretisasi dan elektrodesikasi (dikeringkan dengan alat listrik) sampai ke dasar dan pinggir tumor hingga kering dan bersih. Cara ini tidak memerlukan waktu lama dan sembuh dalam jangka 2 - 3 minggu.
Ada lagi teknik bedah beku pada tumor KSB, yakni dengan cara membekukan secara cepat tumor tersebut dengan nitrogen cair (titik beku -196oC). Pada KSB yang hanya terjadi pada permukaan kulit dapat juga dipakai krim fluorouracil 5%, dua kali sehari selama 2 - 3 minggu. Juga ada kalanya dilakukan pengobatan dengan sinar X. Hasilnya biasanya memuaskan, hanya saja timbul bekas penyinaran.
Dalam keadaan kanker kulit yang lebih lanjut dapat dilakukan tindakan pembedahan eksisi yang luas dan dalam dengan jarak 0,5 - 1 cm dari pinggir tumor sampai tidak ada yang ketinggalan.
Pada kanker kulit KSS pengobatan utama dengan pembedahan untuk mengangkat seluruh jaringan tumor dengan tepi sayatan 2 cm.
Pada MM karena mudah sekali terjadi metastasi (penyebaran) harus secepat mungkin ditangani, misalnya dengan pembedahan sampai bersih. Bila sudah terjadi anak sebar, tentunya perlu dilakukan tindakan kemoterapi.
Bayi perlu dijemur?
Tapi jangan dulu ngeri pada cahaya matahari. Pajanan matahari yang tidak berlebihan sebenarnya akan menambah tubuh seseorang lebih bugar karena rangsangan sirkulasi darah. Selain itu matahari dapat mencegah serta mengobati penyakit akibat kekurangan vitamin D, karena lewat matahari bisa dibentuk vitamin ini. Sinar matahari juga memberikan cahaya dan rasa hangat sehingga membantu proses oksidasi serta dapat membunuh kuman tertentu.
Tapi jangan dulu ngeri pada cahaya matahari. Pajanan matahari yang tidak berlebihan sebenarnya akan menambah tubuh seseorang lebih bugar karena rangsangan sirkulasi darah. Selain itu matahari dapat mencegah serta mengobati penyakit akibat kekurangan vitamin D, karena lewat matahari bisa dibentuk vitamin ini. Sinar matahari juga memberikan cahaya dan rasa hangat sehingga membantu proses oksidasi serta dapat membunuh kuman tertentu.
Sinar ultraviolet baru bisa membawa pengaruh buruk pada kulit bila pajanannya berlangsung lama. Kelainan pada kulit bisa terjadi langsung atau tidak langsung. Gangguan langsung misalnya terbakar surya (sunburn), bisa kemerahan sampai melepuh karena sinar UV merusak jaringan kulit, atau terjadi gangguan pigmentasi (menghitamnya warna kulit). Gangguan pigmen yang tidak normal menyebabkan kelainan kulit berbentuk sproeten atau bintik-bintik coklat.
Gangguan tidak langsung pada umumnya akibat pajanan UVB (panjang gelombang 290 - 320 nm) secara berulang dan berlangsung lama. Hal inilah yang bisa menyebabkan keganasan tumor pada kulit. Reaksi tidak langsung juga bisa terjadi pada reaksi fotosensitivitas setelah pemakaian obat atau bahan pada kulit seperti kosmetik dan sabun yang terpajan matahari.
Bagaimana bila bayi dijemur di pagi hari, yang konon untuk menyehatkan si bayi? “Tindakan itu memang tidak salah, namun hendaknya tidak terlalu lama dan jangan di atas pukul 09.00,” tegas Sukarata. Tentu intensitas cahaya matahari yang paling kuat, saat membentuk sudut 90o dengan Bumi, yakni pada pukul 12.00 siang. Maka diajurkan agar sedapat mungkin menjauhi pajanan matahari antara pukul 10.00 - 14.00.
Untuk menghindari efek buruk sinar matahari disarankan untuk menggunakan tabir surya atau pelindung kulit. Orang kita yang rata-rata berkulit coklat cukup menggunakan tabir surya dengan proteksi maksimal (sun protective factor/SPF 8 - 15). Tabir surya dengan SPF lebih dari 15 dianggap terlalu berlebihan. Sedangkan untuk kulit putih bisa lebih tinggi (SPF 15 - 30).
Tips yang tak kurang pentingnya bagi kaum perempuan, tabir surya pada wajah hendaknya digunakan sebagai dasar bedak. Karena kebanyakan berupa krim, maka orang yang berbakat jerawat sebaiknya tidak terus-menerus memakainya. Untuk mencapai efek perlindungan maksimal sebaiknya dioleskan dengan ketebalan 5 mg/cm2.
Selain dengan mengoleskan tabir surya, pencegahan bisa juga dengan cara mengenakan topi lebar, baju berlengan panjang, atau payung. Tidak kalah penting menjaga kesehatan kulit lewat konsumsi makanan serta vitamin. Banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan kaya vitamin C dan E juga ikut menjaga kesehatan kulit agar tetap bersih dan mulus!
0 komentar:
Post a Comment