Membedakan Demam Berdarah Atau Kena Tifus
Membedakan Demam Berdarah Atau Kena Tifus
Persamaan kedua penyakit ini sama-sama ditandai dengan panas tinggi. Tak heran kalau orang sering keliru membedakannya.
Memang bukan tak mungkin demam tifoid alias tipus dan demam berdarah (DB) menyerang secara bersamaan pada seorang anak. “Tapi kasus seperti itu sangat jarang terjadi,” kata Dr. Syukriman Bustami, SpA . Yang sering ditemui, justru orang tua salah diagnosis, tipus disangka DB atau sebaliknya. Apalagi, gambaran laboratorium antara tipus dan DB bisa mirip.
Perlu lebih mengetahui ciri-ciri penyebab sakit demam yang diderita
“Yang sering diamati sebagai indikasi tipus adalah penurunan kadar leukosit. Kalau kadarnya lebih rendah dari 5.000, dicurigai sebagai tipus. Tapi hal ini pun bisa terjadi pada DB,” ujar spesialis anak dari Klinik Pasutri Jakarta. Kendati begitu, jangan lalu menuduh labarotarium memberi hasil yang salah. Soalnya, akurat-tidaknya pemeriksaan, berkaitan erat dengan waktu pemeriksaan. Tiap penyakit, jelas Syukriman, punya proses perjalanan tersendiri.
Misalnya, setelah sekian hari, timbul gejala X, lalu sekian minggu, gelaja Z. “Makanya dokter sering minta pemeriksaan laboratorium yang berulang-ulang. Jika si anak menderita panas dan dibawa ke dokter pada hari ke-3, contohnya, sebenarnya dokter juga masih mencari-cari, apakah pasien kena DB atau tipus. Sebab, di hari ke-3 masih sulit ditemukan kelainan yang khas pada kedua penyakit tersebut.”
Nah, salah satu yang dijadikan patokan mendiagnosa DB adalah menurunnya kadar trombosit. Tapi bisa saja terjadi, pagi diperiksa kadar trombositnya masih normal, sorenya tiba-tiba menurun, yang menunjukkan pasien kemungkinan menderita DB. Hal semacam ini, tegas Syukriman, “Sekali lagi bukan kesalahan laboratorium. Biasanya kadar trombosit penderita DB memang baru akan turun pada hari ke-4, 5, atau 6. Bahkan bila hari ke-4 hasil laboratorium menunjukkan kadarnya turun, pasien masih belum bisa dipastikan menderita DB, melainkan baru dugaan saja.”
SUHU TURUN JUSTRU BAHAYA
Yang juga sering terjadi, orang tua malah tak percaya jika anaknya dikatakan kena DB. Alasannya, demam sudah hilang dan tak muncul bintik merah. “Padahal, DB punya beberapa ciri khas. Salah satunya, masa kritisnya terjadi pada hari ke 5, ke-6 atau 7. Ironisnya, pada masa kritis ini, suhu tubuh malah mungkin turun. Ini justru mengisyaratkan dua kemungkinan, pasien sudah sembuh atau malah masuk fase syok.”
Jadi, hal di atas bisa terjadi karena mungkin pemeriksaan darah baru dilakukan di hari ke-6, saat suhu tubuhnya menurun. “Untuk diagnosis pasti DB, biasanya baru bisa didapat paling cepat pada hari ke-5. Dari hasil pemeriksaan bisa terlihat, apakah pasien sedang terinfeksi atau pernah terinfeksi DB.” Karena itu Syukriman mengingatkan agar orang tua jangan lengah bila demam baru turun pada hari ke-5 atau hari-hari berikutnya. “Soalnya, jika anak kena DB, kondisi itu bukan berarti anak membaik, justru sedang masuk fase yang lebih berbahaya.”
Pada masa ini, meski suhu badan cenderung turun, tapi penderita terlihat lemah, gelisah, berkeringat, kaki dan tangannya terasa dingin, serta denyut nadinya sukar diraba. “Umumnya disertai tanda lain seperti mimisan, muntah darah, atau BAB darah.”
BEDA DB-TIPUS
Menurut Syukriman, sebenarnya ada perbedaan mencolok antara DB dan tipus yang dapat dijadikan patokan, yakni:
*Pola demam
Demam pada tipus akan datang perlahan. Di siang hari penderita bisa terlihat segar namun di sore dan malam hari muncul demam. Suhu tubuh di hari pertama bisa saja hanya menunjukkan 36-37 derajat Celsius, namun makin hari akan semakin tinggi. Pada hari ke-3 atau ke-4, penderita baru terlihat sakit karena setelah 24-72 jam kuman telah mencapai organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang dan ginjal. Di hari ke-7 suhu tubuh penderita bisa mencapai 40 derajat Celsius. Sementara pada DB, pola demamnya mendadak tinggi dan terjadi terus-menerus.
*Masa inkubasi
Yang dimaksud masa inkubasi adalah masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh manusia sampai timbul gejala awal penyakit. Masa inkubasi tipus rata-rata berlangsung antara 7 14 hari. Pada akhir masa inkubasi, terjadi pelepasan endoktoksin yang menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala demam tifoid. Oleh sebab itu, puncak penyakit ini biasanya terjadi pada akhir minggu pertama. Sedangkan setelah minggu kedua, gejalanya kian jelas disertai demam tinggi yang terus-menerus dan tidak lagi naik-turun. Sedangkan masa inkubasi DB adalah 3-15 hari, setelah itu penderita akan mengalami demam tinggi. Pada hari ke-3, penderita mengalami risiko syok. Sedangkan kalau bisa diatasi, maka fase penyembuhan dimulai setelah hari sakit ke-7. (Sumber)
0 komentar:
Post a Comment