34 Persen Orang Kota Lebih Percaya Air Kemasan
34 Persen Orang Kota Lebih Percaya Air Kemasan
Kualitas air di kota-kota besar dinilai kurang meyakinkan oleh sebagian
warganya, akibat pencemaran limbah industri dan rumah tangga. Tak heran,
34,3 persen di antaranya lebih memilih air kemasan atau isi ulang
sebagai sumber air minum.#ARTIKEL
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan kebutuhan air
di kalangan warga perkotaan cukup tinggi. Sekitar 40,6 persen di
antaranya mengkonsumsi lebih dari 100 liter/orang dalam sehari baik
untuk minum maupun keperluan yang lain.
"Data ini menunjukkan air sebagai sesuatu yang berharga untuk kehidupan
yang layak namun dengan penggunaan yang tidak hemat," ungkap Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian
Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima
detikHealth, Selasa (22/3/2011).
Meski kebutuhannya tinggi, kualitas air di perkotaan dinilai kurang
meyakinkan oleh sebagian warganya. Oleh karena itu, 34,3 persen warga
perkotaan memilih air kemasan atau isi ulang sebagai sumber air minum.
Sekitar 47,9 persen di antaranya dari kelompok berpendapatan tinggi.
Sementara itu untuk merespons kebutuhan air yang demikian tinggi,
pemerintah melakukan berbagai program dan inovasi. Di antaranya yang
sudah dilakukan adalah upaya penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat perdesaan dan pinggir perkotaan.
"Dalam 3 tahun terakhir (2008-2010) telah dibangun Sarana Air Minum di
lebih dari 4.500 desa atau kelurahan dengan penerima manfaat lebih dari 6
juta jiwa," tambah Tjandra Yoga.
Upaya lain yang dilaukan pemerintah adalah program percepatan
pembangunan sanitasi permukiman (PPSP). Ditargetkan dalam kurun waktu
antara tahun 2010-2011 program ini bisa terlaksana di 330 ibukota
kabupaten dan kotamadya di sejumlah wilayah Indonesia.
Untuk daerah pedesaan, peningkatan perilaku higienis dan peningkatan
akses sanitasi dasar (jamban keluarga) dilakukan melalui kegiatan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Dalam tahun 2011 kegiatan ini
telah dilaksanakan di 2.510 desa (dari target 5.500 desa) dan
menjangkau 2,9 juta jiwa.
Dengan memanfaatkan momentum hari air sedunia yang jatuh tanggal 22
Maret 2011, Tjandra Yoga mengajak masyarakat perkotaan untuk menghemat
dan mendaur ulang air yang digunakan. Hal ini sejalan dengan tema hari
air sedunia tahun ini yakni Water for Cities, Responding to The Urban
Challenge.
0 komentar:
Post a Comment