Ini yang Terjadi Jika Hidup Hanya dengan Satu Ginjal
Donor ginjal memang sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang mengalami
gangguan pada fungsi kedua ginjalnya. Sementara bagi orang sehat, hidup
dengan satu ginjal diyakini tidak akan menyebabkan masalah bagi
kesehatan selama ginjal yang tersisa bisa berfungsi dengan baik.
Gaya hidup yang sehat tentu sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah kehilangan satu ginjal, baik karena rusak maupun didonorkan karena jika ginjal yang tersisa juga rusak maka sudah tidak ada cadangan lagi. Karena itu, pencegahan adalah langkah paling bijak.
Untungnya, mencegah kerusakan ginjal pada orang-orang yang hanya memiliki satu ginjal tidak sesulit yang dbayangkan. Cukup dengan menjalani pola hidup sehat, maka dengan sendirinya orang tersebut sudah melakukan upaya untuk mencegah kerusakan ginjal.
"Tidak ada pantangan asal dijaga kesehatannya, tidak mengonsumsi berbagai obat-obatan yang tidak jelas misalnya," tambah dr Tunggul.
Selama ginjal yang tersisa tidak mengalami kerusakan apapun, maka kualitas hidup orang-orang dengan satu ginjal tidak akan ada bedanya dengan yang lain. Orang tersebut bisa tetap sehat dan menjalani hidupnya secara normal seperti orang kebanyakan.
"Tidak akan menimbulkan efek apapun khususnya pada wanita yang hamil atau pada saat melahirkan. Salah satu pasien saya yang pernah
mendonorkan ginjalnya sudah melahirkan dua kali dan tidak mengalami apa-apa," kata dr Tunggul.
Yang terpenting saat seseorang hendak memutuskan untuk mendonorkan ginjalnya, maka ia harus melakukan pemeriksaan. Tujuannya antara lain untuk memastikan kondisi ginjal yang tersisa apakah memungkinkan untuk bekerja secara normal sesuai fungsinya.
"Maka jika kasusnya karena mendonorkan, sebelum mendonorkan ginjalnya kami akan memastikan pendonor dapat menjaga hidupnya tetap sehat dan tidak memiliki faktor risiko gangguan ginjal seperti diabetes dan hipertensi," pungkas dr Tunggul.
Gaya hidup yang sehat tentu sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah kehilangan satu ginjal, baik karena rusak maupun didonorkan karena jika ginjal yang tersisa juga rusak maka sudah tidak ada cadangan lagi. Karena itu, pencegahan adalah langkah paling bijak.
Untungnya, mencegah kerusakan ginjal pada orang-orang yang hanya memiliki satu ginjal tidak sesulit yang dbayangkan. Cukup dengan menjalani pola hidup sehat, maka dengan sendirinya orang tersebut sudah melakukan upaya untuk mencegah kerusakan ginjal.
"Tidak ada pantangan asal dijaga kesehatannya, tidak mengonsumsi berbagai obat-obatan yang tidak jelas misalnya," tambah dr Tunggul.
Selama ginjal yang tersisa tidak mengalami kerusakan apapun, maka kualitas hidup orang-orang dengan satu ginjal tidak akan ada bedanya dengan yang lain. Orang tersebut bisa tetap sehat dan menjalani hidupnya secara normal seperti orang kebanyakan.
"Tidak akan menimbulkan efek apapun khususnya pada wanita yang hamil atau pada saat melahirkan. Salah satu pasien saya yang pernah
mendonorkan ginjalnya sudah melahirkan dua kali dan tidak mengalami apa-apa," kata dr Tunggul.
Yang terpenting saat seseorang hendak memutuskan untuk mendonorkan ginjalnya, maka ia harus melakukan pemeriksaan. Tujuannya antara lain untuk memastikan kondisi ginjal yang tersisa apakah memungkinkan untuk bekerja secara normal sesuai fungsinya.
"Maka jika kasusnya karena mendonorkan, sebelum mendonorkan ginjalnya kami akan memastikan pendonor dapat menjaga hidupnya tetap sehat dan tidak memiliki faktor risiko gangguan ginjal seperti diabetes dan hipertensi," pungkas dr Tunggul.
0 komentar:
Post a Comment